Etnologi Media
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Thursday, 11 September 2025
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Etnologi Media
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Daerah
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
Beranda Ragam

Masjid Kramat Depok Peninggalan Para Wali

Penulis: Tim Redaksi
23 April 2021 | 22:30
Reading Time: 3 mins read
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on LineShare on Telegram

CIREBON, (etnologimedia.id).- Berbicara soal peninggalan sejarah di Cirebon seakan tidak pernah habis jika terus digali dan dipelajari. Terutama yang sifatnya fisik maupun rohaniah sepeninggalan kemahsyuran para wali sanga penyebar agama islam di bumi Nusantara,  termasuk Cirebon yakni oleh Sunan Gunung Jati.

Khususnya, bangunan yang bersifat religiusitas seperti halnya masjid tempat peribadatan umat muslim yang kini masih megah berdiri. Salah satunya Masjid Al-Karomah di Desa/Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon.

Baca Juga

5 Makanan yang Bisa Tingkatkan Mood Secara Alami

Jangan Dimakan Saat Perut Kosong! 5 Makanan Ini Bisa Bikin Masalah Pencernaan

Liburan Hemat tapi Tetap Seru? Begini Cara Traveling dengan Budget Minim!

Oleh karenanya, siapa saja yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Masjid Al-Karomah atau yang biasa disebut Masjid Kramat Depok akan berimajinasi ke zaman sebelumnya.

Bahkan, tak jauh akan tertuju pada masjid-masjid tua lainnya di Cirebon. Seperti Masjid Merah Panjunan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa.Karena dari sisi arsitektur dan ornamen bangunan Masjid Kramat Depok tampak sangat mirip dengan kedua Masjid tersebut.

Marbot Masjid Al-Karomah, Hasyim (56 tahun), meyakini bahwa masjid kebanggaan masyarakat Desa Depok tersebut didirikan pada era yang sama dengan Masjid Merah Panjunan ataupun Masjid Sang Cipta Rasa Kota Cirebon.

Ia menyebut, usia masjid tersebut sangat tua sekali dan diyakini dibangun oleh para Wali. Karena itu, pihak pengelola masjid tersebut tetap mempertahankan warna merah pada batanya sekarang. “Bangunan utama yang masih asli adalah bagian paling depan,” kata Hasyim.

Sedangkan beberapa ruangan lainnya merupakan ruangan tambahan setelah ada perluasan. Sehingga, saat ini totalnya ada empat ruangan utama. “Setelah ada penambahan dan perluasan, sekarang totalnya menjadi ada empat ruangan,” kata dia.

Dijelaskan Hasyim, keempat ruangan itu yakni ruangan asli yang berada paling depan, kemudian ruangan kedua berada persis di belakang ruang pertama dan masih masuk bagian dalam masjid. Kemudian ruangan ketiga adalah teras masjid dan ruangan keempat adalah pendopo tempat istirahat atau tempat jamaah ber-iktikaf.

Masih menurut Hasyim, di dalam masjid ini juga terdapat satu yang dulu digunakan sebagai tempat rapat atau musyawarahnya para Wali. Tempat tersebut, dahulu disebut padepokan.

Dikatakannya, Masjid Al-Karomah punya banyak sebutan lainnya mulai dari Masjid Gantung, Masjid Merah, dan Masjid Ngapung. “Masjid ini berdiri sekitar abad 13an. Dulu Desa Depok ini dikenal sebagai salah satu desa yang banyak syekh-nya,” ujarnya.

Disebut Masjid Ngapung atau Masjid Gantung, lanjut dia, karena posisi bagian bawah pengimaman tergerus air sungai Jamblang.

Hal itu karena letak masjid ini berada di pinggir sungai Jamblang. Namun, meski tergerus air tapi tempat pengimamannya tidak longsor atau amblas terbawa arus air.

“Pada masa pandemi ini justru banyak jemaah yang berkunjung. Bahkan, kalau Salat Jumat sampai membludak ke areal parkir. Kemudian kegiatan-kegiatan keagamaan di sini ada saja, anak-anak ngaji juga ada. Kalau malam jumat tahlil sampai menjelang subuh, apalagi kalau Jumat Kliwon, jemaahnya lebih dari 100orang. Setiap malam Selasa juga ada tahlil Syekh Maujud dan acara bulanan juga ada semacam sholawat nariyah dan lainnya,” paparnya.

Sementara, dilansir dari Situs Sejarah Cirebon disebutkan, pembangunan masjid tersebut tidak diketahui pasti. Hal itu dikarenakan tidak adanya Candra Sangkala pada masjid.

Hanya saja, Pemerintah Kabupaten Cirebon memperkirakan masjid tersebut didirikan sejak abad ke-14 atau ke-15 Masehi awal.

Dalam buku Mengenal Lebih Dekat 161 Situs di Kabupaten Cirebon yang ada di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, dijelaskan, Masjid Al-Karomah Depok merupakan masjid peninggalan atau masjid yang didirikan para wali.

Hal itu ditandai dengan adanya “tatal” yang terdapat di atas saka (tiang-tiang) masjid, dan sebuah lumpang berlubang sebelas peninggalan dari Pangeran Panjunan (dahulunya digunakan untuk membuat terasi) dan sampai sekarang keberadaan lumpang tersebut masih ada.

Masih misteri

Sama halnya dengan tahun pendiriannya, tokoh pendiri Masjid Kramat Depok-pun masih misteri. Hal tersebut karena ada beberapa versi seputar pendirian masjid tersebut.

Menurut sebuah cerita yang masyhur di masyarakat Depok, masjid ini dibangun secara tiba-tiba dengan hanya memerlukan waktu satu malam dan didirikan oleh orang-orang yang memiliki kelebihan (para Wali).

Hal itu dibuktikan dengan adanya batu yang berada di kawasan masjid Depok (sekarang berada di ruangan kedua masjid) yang menjadi tempat singgah atau bermusyawarah para Wali di tempat tersebut.

Pada bagian dalam areal masjid, terdapat dua kompleks pemakaman keluarga Lebe Tasy, salah satu pejabat Desa Depok yang terletak di bagian luar kompleks bangunan Masjid dan makam Syekh Maujud beserta pendampingnya di kompleks bagian dalam.

Menurut versi tersebut, Syekh Maujud adalah orang yang melaporkan keberadaan Nyimas Pakungwati kepada Sunan Gunung Jati dan mengamankan serta membawanya ke daerah Warugede (sekarang menjadi Desa Warujaya) sebelum diserahkan kepada Sunan Gunung Jati.

Selain versi di atas, terdapat versi lain yang menyatakan, Depok berawal dari sosok Syekh Pasiraga, salah seorang cucu dari Sunan Gunung Jati, dari ayah Pangeran Trusmi (Pangeran Sumbu Mangkurat yang menikah dengan Nyi Mas Babadan) yang ketika melihat dari kata Depok adalah penamaan dari padepokan yang menjadi tempat untuk menempa ilmu ajaran Islam dan kanuragan.

Pendirian Masjid tersebut dimungkinkan berdiri pada saat bersamaan dengan proses penyebaran agama Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati.

Banyaknya versi seputar pendirian Masjid Kramat Depok menjadikan sejarah pendirian dan siapa tokoh yang mendirikan masjid tersebut masih misteri. Meskipun begitu semuanya sepakat kalau Masjid Al-Karomah Depok merupakan masjid kuno yang keberadannya masih lestari hingga kini. (EM-03)

Tags: masjid kramat depok cirebonpeninggalan wali
Dapatkan update berita pilihan, dan artikel menarik lain setiap hari dari etnologimedia.com, klik untuk mengikuti Google News etnologimedia.com.

Terkait Berita

KBBI Hadirkan Ruang Baru Pecinta Buku di Tengah Era Digital
Ragam

KBBI Hadirkan Ruang Baru Pecinta Buku di Tengah Era Digital

09 September 2025 | 20:36
“Keep Our Soul” di Dua Dekade Tiger Indramayu MC, Ribuan Bikers Rayakan Spirit Persaudaraan
Daerah

“Keep Our Soul” di Dua Dekade Tiger Indramayu MC, Ribuan Bikers Rayakan Spirit Persaudaraan

06 May 2025 | 20:41
Perpaduan Seni dan Spiritualitas, Pameran Tunggal A. Casta di Gramedia Grage Mall Cirebon
Daerah

Perpaduan Seni dan Spiritualitas, Pameran Tunggal A. Casta di Gramedia Grage Mall Cirebon

04 March 2025 | 15:34
5 Buah yang Wajib Dikonsumsi Ibu Hamil dan Manfaatnya untuk Janin
Ragam

5 Makanan yang Bisa Tingkatkan Mood Secara Alami

19 February 2025 | 16:38
Jangan Dimakan Saat Perut Kosong! 5 Makanan Ini Bisa Bikin Masalah Pencernaan
Ragam

Jangan Dimakan Saat Perut Kosong! 5 Makanan Ini Bisa Bikin Masalah Pencernaan

19 February 2025 | 16:36
Liburan Hemat tapi Tetap Seru? Begini Cara Traveling dengan Budget Minim!
Ragam

Liburan Hemat tapi Tetap Seru? Begini Cara Traveling dengan Budget Minim!

11 February 2025 | 07:31
Berita berikutnya
Wagub Jabar Ajak Warga Kota Cirebon Terus Gerakkan Roda Perekonomian

Wagub Jabar Ajak Warga Kota Cirebon Terus Gerakkan Roda Perekonomian

Rekomendasi

Kejari Kabupaten Cirebon Musnahkan Barang Bukti dari 140 Perkara Pidana  Periode Juli-Oktober 2024

Kejari Kabupaten Cirebon Musnahkan Barang Bukti dari 140 Perkara Pidana Periode Juli-Oktober 2024

20 November 2024 | 18:44
Kalangan Lansia Mulai Divaksin Covid-19

Kalangan Lansia Mulai Divaksin Covid-19

29 April 2021 | 15:13
Warga Perumahan Tuntut Keadilan, Jalan Rusak Telan Korban Ngadu ke DPRD

Warga Perumahan Tuntut Keadilan, Jalan Rusak Telan Korban Ngadu ke DPRD

16 May 2025 | 15:31

BeritaTerpopuler

  • KBBI Hadirkan Ruang Baru Pecinta Buku di Tengah Era Digital

  • Cahaya Abadi: Makna Bunga Matahari untuk Mengenang Mereka yang Telah Pergi

  • Filosofi Warna dalam Desain Grafis: Memahami Makna di Balik Pilihan Warna

  • Saat Ibu Menjadi Tulang Punggung Keluarga

  • Fakta Menarik: Ternyata SCOBY atau ‘Jamur’ Kombucha Bisa Dimakan

Etnologi Media

Kategori

  • Daerah
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Ragam
  • Sosok

Layanan dan Informasi

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Copyright @ 2021 PT Digital Etnologi Solution. All rights reserved.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks

© 2021 PT Digital Etnologi Solution - Inspirasi Generasi Terkini.