Oleh Yani Nurhayani, Ners., M.Kep
(Dosen Keperawatan STIKes Ahmad Dahlan Cirebon)
JUMLAH penderita diabetes mellitus semakin meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi diabetes mellitus pada rentang umur 20-79 tahun sebanyak 425 juta orang (8,8%) di dunia tahun 2017.
Diperkirakan akan mengalami peningkatan sebanyak 48% pada tahun 2045 sebanyak 629 juta orang (9,9%). Prevalensi tertinggi di dunia adalah Negara China 114,4 juta orang dan terendah negara ke-10 adalah Negara Pakistan 7,5 juta orang. Negara Indonesia menjadi urutan ke-6 dari 10 negara tertinggi dengan jumlah 10,3 juta orang dengan penyakit diabetes mellitus menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2017. Prevalensi diabetes mellitus yang terdiagnosa dokter tertinggi terdapat di Provinsi DIY (2,6%), sedangkan Provinsi Jawa Barat (1,3%) mendapat urutan ke-14 dari 33 Provinsi.
Prevalensi diabetes mellitus terdiagnosa dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah (3,7%), sedangkan Provinsi Jawa Barat (2,0%) mendapat urutan ke 17 dari 33 provinsi, menurut Riskesdas tahun 2013.
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Suyono, dkk., 2015).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati (Nurarif, 2015).
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan pemecahan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sehingga mengakibatkan hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi (Black & Hawk, 2014).
Dari beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula darah. Peningkatan kadar gula darah ditandai dengan kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl, kadar gula darah puasa >126 mg/dl (tidak terdapat asupan kalori selama 8 jam) dan 2 jam postprandial >200 mg/dl.
Penyakit diabetes mellitus memiliki gejala klinis seperti banyak minum (poli dipsia), banyak makan (poli fagia), sering kencing (poli uria), lemas, berat badan menurun, luka yang sukar sembuh, gatal, kesemutan, penglihatan buram, keletihan hingga kesadaran menurun. Diabetes Melitus juga memiliki banyak komplikasi atau menyebabkan banyak terjadinya penyakit lain.
Upaya yang dapat dilakukan penderita diabetes mellitus untuk menormalkan kadar gula darah adalah dengan melakukan aktifitas manajemen diabetes mellitus. Terdapat lima pilar pengelolaan diabetes mellitus yaitu pengaturan pola makan (diet), latihan fisik (olahraga), pemantauan kadar gula darah, obat untuk mencegah hipoglikemik dan penyuluhan kesehatan/edukasi. ***