Oleh Ns. Hani Ruh Dwi, M.Kep
(Dosen Akademi Keperawatan Setih Setio Muara Bungo)
STRESS adalah reaksi atau respon tubuh seseorang dalam menghadapi stressor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan) baik itu berasal dari diri sendiri ataupun suatu kondisi tertentu dari lingkungan. Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma bronchial selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah terjadi pada seseorang. Seperti halnya faktor psikologis, stres dapat berpengaruh terhadap respon asma dengan memperburuk kondisi jalan napas.
Berbeda halnya dengan penelitian yang saya lakukan, bahwasannya didapatkan hasil uji statistik dengan diperoleh nilai p value = 0,116 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara stress dengan kejadian asma bronchial di wilayah binaan Puskesmas Rimbo Tengah. Yang artinya bahwa tidak ada hubungan antara stress dengan kejadian asma bronchial pada wilayah binaan Puskesmas Rimbo Tengah Kabupaten Muara Bungo.
Sterss menurut Cofer & Appley (1964) adalah kondisi dimana organic seseorang pada saat ia menyadari bahwa keberadaan atau integritas diri dalam keadaan bahaya, dan harus meningkatkan seluruh energi untuk melindungi diri. Penyataan tentang stress tersebut sejalan dengan penelitian yang saya lakukan. Artinya dapat penulis simpulkan jika kehidupan kita terancam oleh suatu kondisi yang tidak menguntungkan untuk diri kita, maka kita harus mampu mempertahan dan meningkatkan kemampuan agar semua masalah yang menjadi perancu atau counfounding tidak mampu merusak pertahanan diri kita.
Begitupun dengan penelitian yang saya lakukan, bahwa masyarakat yang berada di wilayah binaan Puskesmas Rimbo Tengah Kabupaten Muara Bungo mampu meningkatkan kemampuan diri untuk melihat, menjaga dan mempertahankan suatu kondisi yang dapat berakibat buruk, yaitu memunculkan kejadian asma bronchial. sehingga stress bukan merupakan ancaman buat masyarakat di wilayah binaan ini. Namun sebaliknya masysrakat di wilayah binaan memiliki mekanisme koping yang sangat efektik dalam menghadapi suatu masalah dan mampu menyelesaikan masalah secara tepat. Mekanisme koping sendiri adalah cara yang digunakan oleh setiap individu dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah, mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam, baik secara kognitif (pengetahuan) maupun perilaku (perbuatan).
Dapat disimpulkan berdasarkan dari hasil penelitian tentang hubungan stress dan kejadian asma bronchial, bahwa kemampuan seseorang untuk mengendalikan kondisi terhadap stimulus tertentu sepenuhnya tergantung dari masing-masing respon individu. Selain itu pada saat penelitian ini dilakukan masyarakat sedang berada pada wabah pandemic covid-19 dimana responden harus mampu mengendalikan pikiran mereka terhadap berbagai masalah yang terjadi sehingga faktor stress tidak sering muncul atau dapat dikendalikan oleh masyarakat di wilayah binaan Puskesmas Rimbo Tengah Kabupaten Bungo.