Seniman dan Budayawan Cirebon Dukung Riksa Budaya Jabar, Ketua DKKC: 560 Sanggar Harus Tersentuh

Penampilan seni Buroq dalam acara Riksa Budaya Jawa Barat 2023 di alun-alun Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon, Minggu (27/8/2023).*/Ryan Haryanto

KAB.CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM) – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) memilih Alun-alun Lemahabang, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon sebagai tempat pelaksanaan Riksa Budaya Jawa Barat 2023, dengan tema “Guyub, Rukun, Seduluran”.

Program ini mendapat perhatian dari para pelaku seni dan budaya Cirebon. Salah satunya Uuk Rukmana, yang mengapresiasi kegiatan yang digelar Disparbud Jabar ini. Pasalnya, masyarakat bisa kembali mengenal kesenian-kesenian yang hampir punah seperti wayang golek cepak, angklung bungko, dan lain-lain.

“Saya sebagai seniman dan budayawan Cirebon mendukung kegiatan ini. Bahkan seharusnya kegiatan ini rutin dilaksanakan,” ujar Uuk saat menghadiri acara Riksa Budaya Jawa Barat 2023 di Alun-alun Lemahabang Kabupaten Cirebon, Minggu (27/8/2023).

Menurut Uuk, sosialisasi pelestarian seni dan budaya di Kabupaten Cirebon sudah cukup bagus. Maka dari itu, seni dan budaya yang ada harus dikembangkan mengikuti perubahan zaman, agar bisa diterima oleh generasi muda.

“Para pelaku seni tua masih mengikuti pakem, padahal saat ini seharusnya bisa beradaptasi dengan zaman yang serba digital,” tuturnya.

Lebih lanjut Uuk mengungkapkan, untuk bisa mempertahankan seni dan budaya itu harus memperhatikan akar dan rasanya.

“Merawat seni dan budaya tanpa akar dan rasanya pasti akan hilang,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon (DKKC), Sulama Hadi, juga berterimakasih atas perhatian Disparbud Jabar kepada seniman dan budayawan Cirebon.

Namun, dirinya menyarankan untuk kegiatan Riksa Budaya Jabar ke depan bisa mempertimbangkan pemilihan lokasi penyelenggaraan untuk berkoordinasi dengan pihak DKKC.

Selain itu, kata Sulama, pemilihan seni yang ditampilkan pun harus dikoordinasikan, agar benar-benar mengangkat seni dan budaya yang hampir punah.

“Kami pihak DKKC memiliki data seniman-seniman yang nyaris pupus. Jangan sampai hanya kesenian yang eksis tampil dalam acara ini,” katanya.

Ditambahkannya, di Kabupaten Cirebon sendiri terdapat 560 sanggar dengan 40 jenis kesenian.

“Saya berharap semuanya bisa tersentuh. Sebagai pihak pemangku kebijakan yang bermitra dengan pemerintah, DKKC tidak akan emban cindhe emban siladan (pilih kasih),” tandasnya.***