Etnologi Media
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tuesday, 01 July 2025
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Etnologi Media
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Daerah
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
Beranda Daerah

Kemiskinan, Stunting dan Pernikahan Anak Masih Tinggi, Kemenko PMK Intervensi Kabupaten Cirebon

Penulis: Mamat Rahmat
06 September 2023 | 14:49
Reading Time: 2 mins read
Deputi Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK RI, Woro Sri Hastuti Sulistyaningrum (kanan) dan Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih, dalam kegiatan Pendampingan dan Penanganan Pencegahan Perkawinan Anak di Hotel Aston Cirebon, Rabu  (6/9/2023).

Deputi Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK RI, Woro Sri Hastuti Sulistyaningrum (kanan) dan Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih, dalam kegiatan Pendampingan dan Penanganan Pencegahan Perkawinan Anak di Hotel Aston Cirebon, Rabu (6/9/2023).

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on LineShare on Telegram

KAB.CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Kasus pernikahan anak di bawah umur, stunting dan kemiskinan di Kabupaten Cirebon dinilai masih cukup tinggi.

Atas kondisi itu, Pemkab Cirebon menggandeng Kemenko PMK RI dalam upaya pencegahan agar bisa dikendalikan.

Baca Juga

Peserta BPJS Tiba-tiba Nonaktif, DPRD Minta Solusi Alternatif ke Kemensos

Desa Suranenggala Kidul Jadi Percontohan Kampung Literasi

Mengenang Jasa Pahlawan, Polresta Cirebon Jadikan Hari Bhayangkara Sebagai Sarana Introspeksi

Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih, mengapresiasi terpilihnya Kabupaten Cirebon untuk diadakannya penanganan dan intervensi perkawinan anak.

Wabup menjelaskan, dengan tingginya kasus tersebut diperlukan upaya agar prosentase perkawinan anak ini bisa ditekan dengan baik.

“Perkawinan anak akan menimbulkan dampak yang begitu besar, yakni kesehatan, kemiskinan dan stunting,” kata Ayu sapaan akrab Wabup, saat menghadiri acara Penguatan Kapasitas Para Pihak yang Melakukan Pendampingan atau Penanganan Pencegahan Perkawinan Anak di Kabupaten Cirebon yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK RI di Hotel Aston Cirebon, Rabu (6/9/2023).

Ayu mengungkapkan, perkawinan anak masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Kabupaten Cirebon.

“Pencegahan perkawinan anak bukan hanya tugas DPPKBP3A saja, melainkan semua pihak. Mari bergotong royong, agar perkawinan anak bisa ditekan, kemiskinan dan stunting juga bisa turun,” katanya.

Ayu menjelaskan, ada dua kecamatan di Kabupaten Cirebon yang angka kasus perkawinan anaknya masih cukup tinggi, yakni Kecamatan Greged dan Mundu.

“Penyebab kasus perkawinan anak masih tinggi, diantaranya SDM, pergaulan bebas dan ketidaktahuan orang tua mengenai bahaya menikah di usia dini,” tambahnya.

Ayu menyebut, dirinya meyakini pernikahan anak di Kabupaten Cirebon angkanya cukup tinggi, karena banyak pernikahan anak yang tidak tercatat.

“Masih banyak pernikahan anak yang tidak tercatat, ada 483 pernikahan dispensasi, tetapi saya menyakini masih banyak pernikahan anak yang tidak tercatat,” ungkapnya.

Sementara, Deputi Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK RI, Woro Sri Hastuti Sulistyaningrum, mengatakan, dipilihnya Kabupaten Cirebon karena angka kemiskinan dan stunting serta pernikahan anak masih cukup tinggi, meski setiap tahun angka tersebut mengalami penurunan.

Menurut Sri, ini menjadi kolaborasi Kemenko PMK dan Pemkab Cirebon untuk mengatasi dan menekan angka pernikahan anak.

“Kalau kita lihat prosentase memang tidak terlalu tinggi, bahkan kalau kita lihat untuk pernikahan anak di Jawa Barat sedikit dari rata-rata nasional. Tetapi, kalau kita masuk ke Cirebon jumlahnya cukup besar. Sehingga kenapa, hal ini mendasari kami untuk masuk ke Cirebon,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, pencegahan pernikahan anak bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tugas semua pihak. Bahkan pihaknya akan menggandeng akademisi dan swasta untuk ikut andil dalam penangganan pernikahan anak.

“Kita juga melibatkan akademisi dari perguruan tinggi, serta kami mengundang pihak swasta. Karena semakin masif kita bergerak dan memperlihatkan agar tidak memaksa anaknya untuk menikah muda,” pungkasnya.***

Tags: anak di bawah umurKabupaten CirebonKemenko PMKKemiskinanPerkawinanStunting
Dapatkan update berita pilihan, dan artikel menarik lain setiap hari dari etnologimedia.com, klik untuk mengikuti Google News etnologimedia.com.

Terkait Berita

TPS Liar di Kedawung, Bupati Soroti Lemahnya Pengawasan Desa dan Kecamatan
Daerah

TPS Liar di Kedawung, Bupati Soroti Lemahnya Pengawasan Desa dan Kecamatan

30 June 2025 | 15:28
Tertibkan Kabel Semrawut di Jalan Tuparev, Pemkab Siapkan Skema Jaringan Bawah Tanah
Daerah

Tertibkan Kabel Semrawut di Jalan Tuparev, Pemkab Siapkan Skema Jaringan Bawah Tanah

30 June 2025 | 13:06
Ulang Tahun ke-598 Kota Cirebon, Menjaga Warisan Menatap Masa Depan
Daerah

Ulang Tahun ke-598 Kota Cirebon, Menjaga Warisan Menatap Masa Depan

28 June 2025 | 18:28
Peserta BPJS Tiba-tiba Nonaktif, DPRD Minta Solusi Alternatif ke Kemensos
Daerah

Peserta BPJS Tiba-tiba Nonaktif, DPRD Minta Solusi Alternatif ke Kemensos

27 June 2025 | 11:23
Desa Suranenggala Kidul Jadi Percontohan Kampung Literasi
Daerah

Desa Suranenggala Kidul Jadi Percontohan Kampung Literasi

26 June 2025 | 09:12
Mengenang Jasa Pahlawan, Polresta Cirebon Jadikan Hari Bhayangkara Sebagai Sarana Introspeksi
Daerah

Mengenang Jasa Pahlawan, Polresta Cirebon Jadikan Hari Bhayangkara Sebagai Sarana Introspeksi

24 June 2025 | 14:33
Berita berikutnya

Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Sambut Baik Kunjungan PWI

Rekomendasi

Rakor Pengawasan Logistik Pemilu 2024, Panwascam Gempol Ingin Tahapan Pemilu Berjalan sesuai Aturan

Rakor Pengawasan Logistik Pemilu 2024, Panwascam Gempol Ingin Tahapan Pemilu Berjalan sesuai Aturan

27 January 2024 | 16:29
Tak Bisa Sembarangan, Begini Cara Menyimpan Parfum agar Wangi Lebih Awet

Tak Bisa Sembarangan, Begini Cara Menyimpan Parfum agar Wangi Lebih Awet

29 October 2024 | 07:37
Makanan Sehat dengan Budget Hemat: Tips dan Trik Belanja di Pasar Tradisional

Makanan Sehat dengan Budget Hemat: Tips dan Trik Belanja di Pasar Tradisional

14 January 2025 | 08:04

BeritaTerpopuler

  • Kerja Remote dengan Hp Bisa Berpenghasilan hingga Rp10 Juta, Simak Tips Sukses dari Vina Muliana

  • Rahasia Sehat Alami: Manfaat Luar Biasa Cuka Kurma yang Jarang Diketahui

  • Cahaya Abadi: Makna Bunga Matahari untuk Mengenang Mereka yang Telah Pergi

  • RPJMD 2025-2029, Pemkab Cirebon Prioritaskan Ekonomi Hijau dan Transformasi Digital

  • Pemkot Cirebon Bekali PPPK Baru dengan Nilai Etika dan Profesionalisme

Etnologi Media

Kategori

  • Daerah
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Ragam
  • Sosok

Layanan dan Informasi

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Copyright @ 2021 PT Digital Etnologi Solution. All rights reserved.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks

© 2021 PT Digital Etnologi Solution - Inspirasi Generasi Terkini.