KOTA CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM) – Di tengah tingginya harga-harga kebutuhan pokok, Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang inflasi. Pasalnya laju inflasi sangat berpengaruh penting bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat.
Bank Indonesia Cabang Cirebon mengundang para Kepala SMA/SMK di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Jawa Barat, dengan dihadiri anggota Komisi XI DPR RI H Satori untuk mendiskusikan tentang inflasi dalam tema Diskusi Publik Membangun Ketahanan Ekonomi Daerah di Hotel Grand Trias, Jumat (13/10/2023).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Hestu Wibowo mengatakan, ini merupakan salah satu tugas sebagai bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang memiliki empat strategi di antaranya, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Melalui strategi komunikasi efektif tersebut, dilakukan sosialisasi agar menjadi pegangan masyarakat.
“Masyarakat harus mengetahui tiga hal. Inflasi itu apa, mengapa kita harus peduli inflasi, dan bagaimana caranya mengendalikan inflasi,” kata Hestu.
Hestu mengungkapkan, semua pihak memiliki peranan tidak hanya BI dan Pemerintah Daerah yang tergabung dalam TPID, namun masyarakat juga harus berperan aktif dalam pengendalian inflasi.
Salahsatunya bagaimana menjaga ketersediaan pasokan dengan tidak berbelanja berlebihan, harus bijak dalam berbelanja.
“Jika hanya satu dua orang saja yang memborong tidak terdampak. Tapi apabila banyak orang yang memborong dengan ketersediaan barang yang sedikit, maka akan berimbas pada naiknya harga barang,” ungkapnya.
Lebih lanjut untuk menjaga pasokan, Hestu menuturkan, selama ini hasil pertanian menggantungkan pada para petani. Masyarakat dihimbau untuk bisa membudidayakannya di rumah masing-masing seperti cabai, bawang, dan sayuran lainnya.
“Di sejumlah desa kami galakkan melalui kelompok wanita tani (KWT) per RW atau RT, dibantu ketersediaan bibit dan training pembudiyaan kabutuhan pokok di halaman rumah masing-masing,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, dengan sosialisasi dan himbauan ini, masyarakat bisa lebih memahami tentang inflasi dan cara pengendaliannya, sehingga harga-harga kebutuhan pokok tidak naik.
Melalui diskusi dengan pihak Kepala SMA/SMK diharapkan bisa diteruskan kepada siswa-siswanya di sekolah agar mengetahui tentang inflasi.
“Seperti kenaikan harga dengan jangka waktu terus menerus bisa disebut inflasi,” jelasnya.
Sementara, anggota Komisi XI DPR RI H Satori berharap, pemerintah daerah bisa bekerjasama dengan semua pihak untuk bisa menekan inflasi daerah jangan sampai tinggi. Karena, dengan tingginya harga akan berdampak pada data beli masyarakat yang menurun.
“Tingginya harga beras saat ini sangat berdampak sekali. Hingga pemerintah menghimbau untuk mengurangi makan nasi. Hal itu kepedulian untuk mencegah inflasi,” tegasnya.
Satori menghimbau, TPID kabupaten/kota untuk terus bergerak dalam pengendalian inflasi agar ekonomi masyarakat tetap terjaga.
“Terjadinya inflasi merupakan kerugian bagi masyarakat. Maka dari itu perlu kerjasama dan kesadaran semua pihak, supaya harga kebutuhan tidak terjadi,” pungkasnya.***