CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Musim kemarau berkepanjangan berdampak pada pelayanan bagi pelanggan yang tidak maksimal di Perumda Air Minum Tirtajati Kabupaten Cirebon.
Selain menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah, musim kemarau juga berimbas pada minimnya pasokan air baku yang dirasakan sekira sejak empat bulan terakhir.
Oleh karenanya, jajaran dan direksi di Perumda Tirtajati Kabupaten Cirebon terus mencari solusi sebagai langkah dan upaya memaksimalkan pelayanan bagi pelanggan agar tetap bisa stabil.
“Kemarau tahun ini kami sangat rasakan sekali dampaknya karena ada penurunan kapasitas air baik dari sistem mata air dan pengolahan. Minimnya pasokan air terjadi di lima WTP pengolahan yang kami miliki,” ujar Direktur Utama Perumda Air Minum Tirtajati Kabupaten Cirebon, Suharyadi, kepada wartawan, Rabu (25/10/2023).
Suharyadi menjelaskan, dari lima WTP yang dimiliki tiga diantaranya yakni WTP Kapetakan, Gunungjati dan Ciwaringin yang sangat terdampak kekeringan akibat kemarau.
Oleh karenanya, kata Suharyadi, pihaknya harus memutar otak agar pelanggan tetap bisa teraliri air dengan menerapkan sejumlah pola sebagai upaya antisipasi.
Mengingat, penurunan kapasitas yang drastis sejak beberapa lalu sejumlah pelanggan yang tidak terdistribusikan tetap dilayani.
Seperti sambil menunggu adanya pasokan ketersediaan bahan baku, pihaknya mengakali dengan sistim gilir air. Kemudian pelanggan difasilitasi bantuan kendaraan air tanki yang sifatnya gratis.
“Selama musim kemarau, kami sudah menerjunkan operator dan didamping BPBD dengan mengirim pasokan 400 kendaraan tanki. Mereka disebar ke wilayah kekeringan di 15 kecamatan dan 24 desa. Selain itu, sistim gilir air juga masih terus dilakukan sambil menunggu pasokan air kembali lancar,” kata Suharyadi.
Atas kondisi itu, pihaknya pun mengimbau bagi para pelanggan yang belum menerima bantuan bisa melaporkan ke direksi.
Selain itu, para pelanggan juga diharapkan agar tidak menyedot air dengan mesin pompa karena dampaknya merugikan pelanggan lainnya.
“Penurunan kapasitas dari 693 liter per detik menjadi 580 liter per detik saat ini dan kekurangan 113 liter per detik. Sambil menunggu musim hujan, bantuan yang disiapkan tidak ada batasan. Juga agar masyarakat di musim kemarau yang belum menentu ini agar memanfaatkan air seideal mungkin,” jelasnya.***