CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon terus melakukan upaya antisipasi dalam menangani kasus monkey pox atau cacar monyet yang tengah merebak.
Meskipun kasus tersebut belum ditemukan pada warga yang terjangkit di Kabupaten Cirebon.
Lantaran, saat ini kasus monkey pox sudah masuk ke Indonesia, salah satu daerah yang sudah terdeteksi terpapar cacar monyet adalah DKI Jakarta.
Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi pada Dinkes Kabupaten Cirebon, Dendi Hamdi, menyampaikan, upaya tersebut sudah dilakukan sejak merebaknya isu penyakit cacar monyet di tingkat Internasional.
Kendati demikian, upaya antisipasi sudah dilakukan Dinkes jauh sebelum kasus tersebut masuk ke Indonesia.
Menurut Dendi, pihaknya sudah melakukan penguatan surveilans melalui peningkatan kapasitas surveilans yang berbasis komunitas di semua Puskesmas dan di dua rumah sakit Pemkab Cirebon.
“Kemarin kita juga sempat bertemu lintas batas. Artinya daerah perbatasan Cirebon dengan Jateng, Kuningan, Indramayu sudah membahas kasus tersebut” ujar Dendi Hamdi, dalam keterangannya , Rabu (24/10/2023).
Dendi menerangkan, dari pertemuan tersebut telah dibicarakan apabila kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB).
Mengingat, paparan monkeypox tersebut tidak terlepas dari kemungkinan transmisi yang berbasis dari penularan langsung seperti penularan Covid-19.
“Kita ingin ada satu sinergi dari kabupaten/kota perbatasan ini untuk sama-sama bersinergi dalam sistem kewaspadaan dini, itu yang kita kencangkan,” katanya.
Dendi menerangkan, peningkatan dua jenis kapasitas untuk para surveilans tersebut dalam rangka menguatkan sistem kewaspadaan dini dan sikap responsif.
Para surveilans tersebut terus memantau 24 jenis penyakit baik harian maupun mingguan, termasuk penyakit yang berpotensi new emerging disease seperti monkeypox.
“Itu sudah kita sampaikan sejak isu cacar monyet di internasional. Sekarang mulai lagi, ternyata di Jakarta sudah mulai masuk dan ada beberapa kasus,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengikuti zoom meeting dengan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) terkait teknis pencegahan dan penanggulangan yang harus dilakukan ketika ada kasus cacar monyet.
“Tentunya, bagaimana penguatan kewaspadaan dininya, mendeteksi dengan cepat dan menanggulangi dengan baik dan tuntas,” ungkapnya.
Untuk diketahui, penyakit xacar monyet sendiri merupakan penyakit akibat virus yang dutularkan oleh binatang seperti monyet, tikus, gambia dan tupai.
Penularan kasus tersebut melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, dengan pasien yang tertular cacar monyet. Kemudian melalui konsumsi daging hewan yang terkontaminasi (blush meat) dan penularan plasenta dari ibu hamil ke janin.
Manusia yang terkena cacar monyet memiliki gejala sakit kepala, demam akut lebih dari 38,oC, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit punggung, kelemahan tubuh dan lesi cacar atau benjolan berisi air atau nanah pada seluruh tubuh.***