CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM).- Pemkab Cirebon dinilai berhasil menaikan mutu pendidikan di wilayahnya dari berbagai aspek.
Upaya yang dilakukan lebih kepada penekanan sejumlah aspek sentral yang bisa menunjang peningkatan yang terstruktur dan masif.
Mulai dari peningkatan mutu infrastruktur sarana dan prasarana (sarpras), peningkatan SDM bagi tenaga pengajar dengan menambah jumlah guru Aparatur Sipil Negara (ASN). Serta meningkatkan angka melanjutkan sekolah di Kabupaten Cirebon.
Mengingat, sektor pendidikan merupakan lini penting dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi variabel dengan dukungan peningkatan mutu infrastruktur sarpas yang memadai.
Oleh karenanya, semasa kepemimpinan Bupati Cirebon Imron dan Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih, dengan kurun waktu periode 2019 hingga 2023 ini telah menunjukkan hasil signifikan.
Segmenasi penting yang menjadi penunjang peningkatan pendidikan telah banyak menunjukkan trend positif dari berbagai aspek.
Bupati Imron, menerangkan, peningkatan mutu pendidikan tentunya menjadi garapan penting selain pengentasan kemiskinan dan pengangguran di wilayahnya.
Memurut Imron, hal itu sejalan dengan pencapaian visi misi yang diusung sejak awal agar bisa terwujudnya Kabupaten Cirebon, Berbudaya, Sejahtera, Agamis, Maju dan Aman (Bersama).
“Meningkatnya mutu pendidikan bisa menjadi tolak ukur SDM yang mumpuni. Kami konsen menangani pada aspek pendidikan agar pencapaian target bisa digarap maksimal,” kata Imron disela kegiatannya.
Melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, kata Imron, sejumlah program telah dilaksanakan sejalan dengan banyak sektor yang mengalami peningkatan.
“Naiknya mutu pendidikan tentu bertahap dan tidak instan mudah dilakukan. Dibutuhkan kerjasama semua pihak agar konsistensi bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto, menerangkan, pihaknya telah melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan. Hasilnya merehabilitasi sebanyak 1680 ruang kelas selama periode 2019-2023.
Program ini dilakukan Dinas Pendidikan Kabupten Cirebon untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan infrastruktur sarana dan prasarana. Peningkatan ini bertujuan untuk meningkatkan indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan variabel yang sangat menentukan.
Ronianto menyimpulkan bahwa refleksi kinerja pada dinasnya jelang akhir tahun 2023 menunjukkan trend positif.
Hal itu, kata dia, menjadi refleksi dari upaya bersama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Cirebon.
Melalui beberapa program yang telah diimplementasikan dan berhasil mencapai sejumlah capaian yang signifikan.
“Capaian ini tidak terlepas dari kerjasama dan dedikasi semua pihak yang terlibat. Termasuk para stakeholder tenaga pendidik siswa dan pihak terkait lainnya,” katanya.
Ia menyampaikan, sebanyak 1.680 ruang kelas sekolah yang terdiri dari TK, SD, SMP. Sedangkan, ruang kelas sekolah yang masih belum direhabilitasi akan direalisasikan di anggaran tahun 2024.
“Masih ada beberapa ruang kelas yang rusak di akhir 2023, TK yang sebelumnya 4 ruang kelas, sekarang sudah tidak ada, SD 760 ruang kelas sekarang sisa 229, SMP 183 ruang kelas, sekarang sisa 162,” ujarnya.
Adapun, lanjut Roni, ruang kelas baru yang dibangun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon selama periode 2019-2023 di tingkat TK, SD dan SMP sebanyak 108 ruang kelas baru.
“Pada jenjang TK sebanyak 3 ruang kelas baru, SD 77 ruang kelas baru, sedangkan jenjang SMP sebanyak 28 ruang kelas baru,” ungkapnya.
Dalam pemenuhan capaian IPM Kabupten Cirebon tahun 2019 angka rata-rata lama sekolah (RLS) 7,27 tahun dan angka harapan lama sekolah (HLS) sebesar 12,24 tahun.
IPM di tahun 2023 RLS sebesar 7,64 tahun dan HLS sebesar 12,41 tahun. Bal ini ada kenaikan point untuk RLS sebesar 0,35 dan ada kenaikan point HLS sebesar 0,17 point capaian dari tahun 2019 sampo 2023.
Dalam hal ini, Roni mengapresiasi atas kepemimpinan Bupati Cirebon Imron yang sudah memberikam perhatian lebih kepada Dinas Pendirikan Kabupaten Cirebon.
“Ini merupakan salah satu keberhasilan atas kepemimpinan Bupati Imron,” katanya.
Meskipun telah mencapai sejumlah keberhasilan, kata Ronianto, masih terdapat sejumlah catatan dan tantangan yang perlu diatasi.
“Dengan adanya perubahan dinamika global teknologi dan tuntutan masyarakat menunjukkan bahwa Dinas Pendidikan harus terus beradaptasi dan mencari solusi inovatif,” ungkapnya.***