STIKes Kuningan Gandeng IPWL Putra Agung Mandiri, Terapkan Inovasi Layanan Cegah Penyalahgunaan Napza

Foto bersama usai kegiatan Pengabdian Masyarakat STIKes Kuningan bersama IPWL Putra Agung Mandiri Kota Cirebon, Senin (18/12/2023).*/Ryan Haryanto

KOTA CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM) – Jumlah pengguna narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif lainnya (napza) di Kota Cirebon sangat memprihatinkan. Penggunanya sebagian besar merupakan generasi muda.

Menyikapi permasalahan itu, Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan bekerjasama dengan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Yayasan Putra Agung Mandiri Kota Cirebon, melakukan inovasi layanan sebagai upaya untuk mencegah penyalahgunaan napza di kalangan kawula muda.

Program inovasi yang dilakukan yakni membentuk kelompok layanan dan menggalang komitmen bersama untuk memerangi napza.

Hadir dalam kesempatan itu, perwakilan dari Dinas Sosial Kota Cirebon, Bapas Kelas 1 Cirebon, Ketua Prodi Magister STIKes Kuningan, Ketua IPWL Yayasan Putra Agung Mandiri, rohaniwan, dan puluhan anak binaan.

Ketua Prodi Magister STIKes Kuningan, Dr. Mamlukah, M.Kes., mengatakan, kegiatan ini termasuk dalam kurikulum yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa prodi S2 IKM STIKes Kuningan untuk semester 2.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan project lapangan 2 mata kuliah yang dikemas dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan dosen.

“Mudahan-mudahan ini menjadi awal kerjasama prodi S2 STIKes Kuningan dengan IPWL Yayasan Putra Agung Mandiri Kota Cirebon. Semoga tidak berhenti disini saja, tapi ada tindak lanjut lainnya,” katanya dalam kegiatan Pengabdian masyarakat Program Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan di IPWL Yayasan Putra Agung Mandiri Kota Cirebon, Senin (18/12/2023).

Lebih lanjut diungkapkannya, pengguna napza semakin bertambah, sehingga tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, melainkan semua pihak harus ikut serta untuk mencegahnya.

“Kami dari institusi pendidikan punya tanggungjawab dan komitmen untuk bersama-sama dengan masyarakat dan unsur terkait, terutama dalam upaya preventif dan promotif dalam pencegahan kepada remaja-remaja yang mengawali dengan merokok dan mencoba menggunakan napza,” ungkapnya.

Ia juga menuturkan, tidak hanya melalui kegiatan pengabdian masyarakat, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan edukasi ke sekolah-sekolah untuk menjelaskan tentang bahaya napza.

“Pembinaan terhadap remaja-remaja yang sudah pernah kontak dengan napza sangat dibutuhkan. Keberadaan IPWL ini juga sangat membantu Pemerintah dalam melakukan rehabilitasi pengguna napza,” tuturnya.

Sementara, Ketua IPWL Yayasan Putra Agung Mandiri, Aset, S.Kep., Ners., mengatakan, kegiatan yang digelar ini sangat membantu proses rehabilitasi para klien. Bahkan, ke depannya telah disiapkan program vokasional untuk menumbuhkan kepercayaan diri, sekaligus menambah penghasilan untuk keluarganya.

“Insya Allah, akan ada kegiatan cuci motor bagi para klien yang disebar di 5 kecamatan. Program ekonomi produktif ini diperuntukkan khusus bagi klien yang sudah menjalani rehabilitasi di IPWL kami,” katanya.

Aset mengungkapkan, sejak tahun 2015 tercatat sebanyak 726 klien yang menjalani rehab di IPWL Yayasan Putra Agung Mandiri. Sementara, di tahun 2023 ini terdapat 85 klien yang terbagi dua di antaranya, 20 klien rawat inap dan 65 klien rawat jalan.

“Mereka menjalani kegiatan mulai asessment hingga terminasi. Banyak kegiatan pembinaan yang bersifat pendekatan, keagamaan, dan masih banyak lagi,” ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan medis, IPWL Yayasan Putra Agung Mandiri juga dilengkapi dengan Klinik Pratama Putra Agung Mandiri.

“Kami melayani tes urine, meminta surat keterangan bebas narkoba gratis tidak dipungut biaya,” ujarnya.

Ditambahkannya, saat ini pihaknya sudah berhasil menghantarkan 20 persen kliennya untuk kembali ke masyarakat. Bahkan, beberapa di antaranya sudah bekerja di sejumlah tempat melalui keahlian yang dipelajari selama direhabilitasi.

“20 persen dari ratusan klien yang direhab di sini, semuanya sudah kembali ke masyarakat. Ada yang melanjutkan sekolah, dan bekerja di sejumlah kantor,” pungkasnya.***