ETNOLOGIMEDIA.COM – Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan nilai tekanan darah pada arteri di dalam tubuh, nilainya lebih dari nilai normal. Penyakit Hipertensi sering dijumpai pada kelompok usia lanjut. Hipertensi adalah kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.
Salah satu cara untuk mengetahui penyakit hipertensi adalah mengukur tekanan darah kita secara teratur untuk mengetahui nilai tekanan darah. Tekanan darah tubuh yang normal adalah 120/80 (tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg).
Namun, nilai tekanan darah tersebut tidak memiliki nilai normal yang baku. Hal itu akan berbeda-beda tergantung pada aktivitas fisik dan keadaan psikologis seseorang.
Menurut World Health Organization (2019) memperkirakan saat ini angka kejadian penyakit hipertensi secara global sebesar 22% dari total jumlah penduduk dunia.
Dari jumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima yang melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki. Angka kejadian tertinggi pada penyakit hipertensi sebesar 27% terdapat di Wilayah Afrika. Wilayah Asia Tenggara berada di posisi ke-3 dengan prevalensi sebesar 25% terhadap keseluruhan total penduduk.
Menurut Kemenkes (2019) angka kejadian penderita hipertensi terus mengalami kenaikan jumlah prevalensi setiap tahunnya. Pada tahun 2018 sebesar 34,11% dan pada tahun 2019 sebesar 45,3 % pada usia 45-54 tahun. Angka kejadian penyakit hipertensi di Negara Indonesia adalah sebesar 31,7% yang berarti hampir 1 dari 3 penduduk usia dari 18 tahun keatas menderita penyakit hipertensi.
Penyakit hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah yaitu curah jantung dan tahanan perifer.
Selain itu, faktor resiko penyakit hipertensi adalah riwayat keluarga atau keturunan, genetik, usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi garam, kurang aktifitas fisik atau olahraga, stres, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, dan penggunaan estrogen.
Dampak dari penyakit hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya serangan jantung (infark miokard akut), gagal jantung dan stroke.
Penanganan penyakit hipertensi terdapat dua macam yaitu terapi farmakologi dengan menggunakan obat-obatan, dan terapi nonfarmakologi yaitu modifikasi pola hidup sehari-hari dan kembali memakai produk alami atau terapi herbal (back to nature).
Mengacu pada konsep back to nature yaitu terapi dengan menggunakan bahan lokal yang masih alami dan banyak terdapat di lingkungan masyarakat, seperti tanaman kaya akan antioksidan dan kalium. Salah satunya yaitu dengan pemberian jus tomat.
Jus tomat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah karena tomat mengandung likopen. Likopen di dalam buah tomat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam mengendalikan radikal bebas yang efisien dan bermanfaat untuk mencegah kejadian penyakit kardiovaskular. Terdapat 4,6 mg likopen dalam 100 gram tomat.
Selain untuk masakan, dimakan langsung, tomat juga dapat dikonsumsi mentah dalam bentuk jus.
Jus tomat dapat digunakan sebagai terapi non farmakologi atau terapi herbal sebagai penanganan penyakit hipertensi.
Tomat mengandung kalium yang dapat mempengaruhi sistem renin angiostensin sebagai penghambat pengeluaran. Renin dapat mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin, akan tetapi adanya blok pada sistem tersebut menyebabkan pembuluh darah mengalami vasodilatasi, maka dapat menyebabkan tekanan darah menjadi menurun.
Adapun fungsi lain kalium juga dapat menurunkan potensial membran dinding pembuluh darah yang dapat menyebabkan terjadi relaksasi pada dinding pembuluh darah dan pada akhirnya dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Menurut (Widyarani 2019) pengaruh pemberian jus tomat (Solanum Lycopersicum) terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi stadium I, didapatkan hasil penelitian tekanan darah sebelum diberikan jus tomat 157,23/96,33 mmHg menjadi 142,47/92,60 mmHg. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Sabilu et al., (2017) bahwa pemberian jus tomat selama 7 (tujuh) hari sangat efektif dalam menurunkan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik pada orang lanjut usia yang mengalami penyakit hipertensi, karena jus tomat memberikan efek yang bermanfaat bagi tekanan darah serta sebagai antioksidan.
Menurut (Lavenia & Nurdin, 2015) pemberian jus campuran tomat dan mentimun terhadap penurunan tekanan darah kepada penderita hipertensi, didapatkan hasil penelitian sebelum diberikan kombinasi jus tomat dan mentimun 142,70/90,60 mmHg menjadi 136,50/88,20 mmHg. Kombinasi jus tomat dan mentimun mempunyai kandungan antara lain: kalium, magnesium, fosfor, serat, vitamin C, asam folat.
Kandungan kalium sangat berperan dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penyebab terjadinya penyakit hipertensi disebabkan karena stres, merokok, juga dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat dan tidak terlalu mementingkan efek dari makanan yang dimakan.
Menurut (Putri et al., 2018) pengaruh pemberian jus campuran tomat (Solanum Lycopersicum) dan pisang ambon (Musa Paradisiaca, Linn) terhadap penurunan hipertensi usia 46-65 tahun, didapatkan hasil penelitian sebelum diberikan kombinasi jus tomat dan pisang ambon 154/96 mmHg menjadi 137,38/86,57 mmHg. Penderita hipertensi diharapkan dapat menerapkan pola makan yang salah satunya dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang mengandung kalium tinggi dan natrium rendah antara lain pada buah pisang dan tomat. Karena bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah secara efektif.
Menurut (Ayu and Kartasurya 2015) pengaruh penambahan minyak zaitun terhadap tekanan darah sistolik penderita hipertensi yang diberi jus tomat, didapatkan hasil sebelum diberikan kombinasi jus tomat dan minyak zaitun 150,9 mmHg menjadi 136,4 mmHg. Penambahan minyak zaitun pada jus tomat menjadikan likopen lebih mudah diabsorbsi karena memfasilitasi likopen menuju fase lipofilik, sehingga lebih bioavailabel. Minyak zaitun juga diketahui dapat menurunkan tekanan darah karena pada minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yaitu asam oleat. Asam oleat pada minyak zaitun dapat meningkatkan produksi NO yang kemudian dapat menurunkan tekanan darah.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan literature review dari beberapa jurnal penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian jus tomat baik tanpa kombinasi, dengan kombinasi mentimun, pisang ambon, dan minyak zaitun terbukti berpengaruh dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Karena dengan pemberian jus tomat selain dapat menurunkan tekanan darah dapat menyehatkan hati, menyehatkan jantung, menyehatkan mata, dll.
Pemberian jus tomat dengan kombinasi pisang ambon paling efektif dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, sebelum diberikan jus tomat tekanan darahnya yaitu 154/96 mmHg dengan perbandingan sesudah diberi jus tomat 137,38/86,57 mmHg dengan penurunan tekanan darah sistolik 16,22 mmHg, sedangkan tekanan darah diastolik 9,43 mmHg.
Manfaat hasil literatur review ini diharapkan penderita hipertensi dapat mengkonsumsi jus tomat secara rutin karena pemberian jus tomat dapat menurunkan tekanan darah.
Selain itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan health promotion pada masyarakat mengenai penurunan tekanan darah dengan pemberian jus tomat.***