CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Banjir yang melanda wilayah timur Kabupaten Cirebon berdampak pada sembilan kecamatan dan ribuan rumah terendam.
Otoritas terkait dan personel gabungan masih melakukan penanganan dan evakuasi korban serta pendataan bagi korban yang terdampak.
Banjir yang meluas dan melanda pada sembilan kecamatan itu meliputi Kecamatan Waled, Pabuaran, Pabedilan, Pasaleman, Ciledug, Karangwareng, Losari, Pangenan dan Gebang. Tercatat, ada ribuan rumah terendam dan puluhan ribuan warga terdampak dan dua orang diantaranya meninggal dunia.
“20 ribu rumah terendam dan 83 ribu jiwa terdampak. Laporan yang diterima, ada dua warga meninggal, satu orang karena terpeleset saat membantu evakuasi dan satu orang lagi tersengat aliran listrik,” kata Kepala Pelaksanaan (Kalak) BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya.
Sementara, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS-CC), Dwi Agus Kuncoro memprediksi, banjir besar yang melanda sembilan Kecamatan di Cirebon timur, akibat hujan dengan intensitas tinggi ditambah debit air dialirkan sungai yang meluap.
Hal itu ditambah dengan tata guna lahan yg menyebabkan runoff meningkat atau dengan kata lain daerah resapan air berkurang.
“Malam rabu itu hujan di kabupaten Kuningan berlangsung sekitar tiga jam. Dan hujannya sangat deras. Sementara di Kabupaten Cirebon, saat itu hanya daerah Ciledug yang hujannya cukup lebat,” kata Dwi, dalam keterangannya, Rabu (6/3/2024).
Untuk antisipasi jangka pendek, kata Dwi, tahun ini pihak BBWS akan melakukan normalisasi beberapa sungai linpas.
Menurutnya, ada sungai linpas yaitu sungai singaraja, sungai ciputih, ciberes dan sungai Cisanggarung yang akan di normalisasi. Rencananya, normalisasi akan dilakukan pada bulan Mei tahun ini.
“Kita akan normalisasi empat sungai linpas itu. Bulan mei tepatnya ,saat kemarau tiba. Ini kan untuk mengantisipasi banjir pada tahun berikutnya,” ungkap Dwi.
Memang, lanjutnya, sungai-sungai tersebut, belum lama ini sudah dilakukan normalisasi. Tercatat, sungai Cijengkelok atau anak sungai Cisanggarung, dinormalisasi pada tahun kemarin ,meskipun belum menyeluruh. Lalu sungai Ciberes, normalisasi dikakukan pada tahun 2021 dan 2023.
Untuk sungai ciputih dinormalisasi pernah dinormalisasi tahun 2014 dan tahun 2015. Sementara sungai singaraja, normalisasi terakhir dikakukan pada tahun 2017.
“Untuk normalisasi, kami pakai kegiatan swakelola operasional alat berat tahun anggaran 2024. Alokasi nilainya sekitar dua koma tigapuluh tiga milyar,” ucapnya.
Dwi menambahkan, saat ini normalisasi sungai linpas merupakan skala prioritas.
Hal itu karena beberapa sungai linpas tersebut memang langganan banjir. Tapi saat ini pihaknya sudah menyiapkan
Bahan banjiran dan mobil pompa banjir.
“Alat tersebut sudah stand by di kantor yang ada di Kecamatan Ciledug, termasuk kesiapan petugasnya,” ungkapnya.***