CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)-BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Cirebon menyerahkan secara simbolis santunan Jaminan Kematian (JKM) kepada ahli waris dari Kuwu Panggangsari, Rudi Priyanto dan ahli waris Kuwu Karangmangu, Mujahidin.
Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor Kuwu Panggangsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Selasa (19/3/2024).
Lantaran, keluarga besar Pemkab Cirebon berduka atas kepergian dua pemimpin desa yakni Kuwu Panggangsari, Rudi Priyanto, dan Kuwu Karangmangu, Mujahidin.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap pengabdian mereka, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Cirebon menyalurkan santunan Jaminan Kematian (JKM) kepada para ahli waris.
Acara penyerahan tersebut dihadiri oleh Bupati Cirebon, Imron, serta Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Cirebon, Sudarwoto .
Bupati Imron menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan jaminan sosial kepada semua kuwu dan aparatur desa.
Tentunya agar mereka dapat bekerja dengan tenang dan fokus menghadirkan inovasi demi kemajuan desa.
Lebih lanjut, Bupati Imron menyatakan bahwa pemerintah daerah juga menyediakan beasiswa pendidikan bagi ahli waris aparatur desa yang meninggal dalam tugas.
“Beasiswa ini, senilai Rp92 juta, bertujuan untuk memastikan pendidikan anak-anak mereka terjamin hingga jenjang sarjana,” kata Imron.
Sementara, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon, Sudarwoto, menambahkan bahwa terdapat 4.851 jiwa aparatur desa di 412 desa yang kini dilindungi BPJS Ketenagakerjaan.
“Mereka membayar dengan iuran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cirebon. Sehingga Ini menegaskan kembali komitmen Kabupaten Cirebon dalam memberikan rasa aman dan perlindungan kepada seluruh aparatur desanya,” ungkapnya.
Sebagai catatan kepedulian pemerintah, kata dia, santunan kematian sebesar Rp42 juta juga diberikan kepada setiap ahli waris dari kuwu yang telah berpulang.
“Langkah ini merupakan bukti nyata dari pemerintah daerah Cirebon. Tentu dalam dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan serta memastikan kesejahteraan para aparatur desa dan keluarganya dalam setiap kondisi,” ungkapnya.***