CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)-Bleaching rambut telah menjadi tren yang populer, memungkinkan kamu untuk bereksperimen dengan berbagai warna rambut yang mencolok. Namun, di balik kesenangan berkreasi dengan warna, bleaching juga bisa membawa dampak serius bagi kesehatan rambutmu.
Salah satu bahaya utama dari sering bleaching adalah kerusakan kutikula rambut. Kutikula adalah lapisan pelindung terluar rambut yang menjaga kelembapan di dalam batang rambut. Proses bleaching membuka kutikula agar pigmen alami rambut bisa dihilangkan dan digantikan dengan warna baru. Namun, ketika dilakukan terlalu sering, kutikula bisa rusak permanen, membuat rambut menjadi rapuh, kering, dan mudah patah.
Selain itu, bleaching yang berulang dapat menyebabkan rambut kehilangan kelembapan alaminya. Hasilnya, rambut menjadi sangat kering dan tampak kusam. Rambut yang kekurangan kelembapan juga cenderung lebih rentan terhadap frizz atau rambut mengembang yang sulit diatur.
Kerontokan rambut juga bisa menjadi masalah serius akibat terlalu sering bleaching. Proses kimia yang keras ini melemahkan batang rambut, sehingga rambut menjadi lebih mudah rontok bahkan hanya dengan sisiran ringan. Jika dibiarkan, ini bisa berujung pada penipisan rambut yang sulit diperbaiki.
Iritasi kulit kepala adalah bahaya lain yang sering diabaikan. Bahan kimia dalam produk bleaching bisa menyebabkan kulit kepala menjadi merah, gatal, dan bahkan luka jika tidak ditangani dengan baik.
Dalam kasus yang lebih parah, reaksi alergi bisa muncul, menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup signifikan.
Terakhir, pemulihan rambut yang sudah sering di-bleaching memerlukan waktu dan perawatan intensif. Bahkan dengan penggunaan produk perawatan rambut yang mahal, rambut yang rusak parah akibat bleaching mungkin tidak akan kembali ke kondisi aslinya.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan risiko ini sebelum memutuskan untuk sering melakukan bleaching pada rambutmu. Lebih baik menjaga kesehatan rambut daripada harus menghadapi konsekuensi yang merugikan di kemudian hari.***