CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon bertekad untuk mengembangkan produksi garam industri.
Hal itu sebagai upaya memanfaatkan potensi lahan yang ada dan meningkatkan kesejahteraan petani garam lokal.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menyatakan bahwa Kabupaten Cirebon memiliki lahan produksi garam seluas 2.666 hektare, dengan 1.242 hektare di antaranya sudah digarap.
Salah satu lahan garam potensial terletak di Desa Muara, Kecamatan Suranenggala.
“Potensi besar ada pada produksi garam untuk kebutuhan industri, yang saat ini masih banyak diimpor. Garam industri memiliki harga yang lebih baik dibandingkan garam konsumsi, meskipun proses produksinya memerlukan waktu lebih lama,” ungkap Wahyu belum lama ini.
Pemkab Cirebon berkomitmen untuk mendukung petani dalam pengembangan produksi garam industri dan menghubungkan mereka dengan sektor industri.
“Kami akan memberikan fasilitas yang diperlukan untuk memajukan petani dalam pengolahan garam industri,” tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Erus Rusmana, menegaskan bahwa pihaknya terus berusaha membantu petani melalui berbagai program pengembangan industri garam. “Kami bertekad menjadikan Kabupaten Cirebon sebagai sentra produksi garam industri berkualitas,” jelas Erus.
Dengan upaya kolaboratif ini, diharapkan Kabupaten Cirebon dapat menjadi penyokong utama kebutuhan garam industri nasional, serta meningkatkan kesejahteraan petani garam melalui stabilitas harga dan peningkatan kualitas produksi.
“Pemkab Cirebon berkomitmen untuk memajukan sektor pertanian. Serta roduksi garam guna mendukung perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Ketua Asosiasi Petambak Garam Koordinator Wilayah Jawa Barat, Taufik Nurrahim, memberikan apresiasi kepada Pemkab Cirebon atas upayanya dalam meningkatkan sektor garam.
Khususnya untuk pengembangan garam industri di Desa Muara.
“Kami mengapresiasi perhatian Pemkab Cirebon yang serius dalam sektor garam,” ujar Taufik.***