Batas Aman Konsumsi Makanan dan Minuman di Malam Hari agar Tidur Lebih Nyenyak

Ilustrasi seseorang yang tidur nyenyak. Foto: Freepik

CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM).- Tidur nyenyak adalah kunci untuk memulai hari dengan segar dan berenergi. Namun, bagi banyak orang, kualitas tidur sering kali terganggu oleh berbagai faktor, termasuk kebiasaan makan dan minum di malam hari.

Meskipun makan di malam hari bukanlah hal yang dilarang, banyak yang tidak menyadari bahwa ada batasan tertentu yang perlu diperhatikan agar tubuh tidak mengalami gangguan saat beristirahat.

Mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak tepat sebelum tidur dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, seperti perut kembung, mulas, atau bahkan mimpi buruk. Lantas, adakah batasan dalam hal ini?

Melansir dari berbagai sumber, scara alami tubuh kita memiliki ritme sirkadian, yaitu jam biologis yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk siklus tidur dan pencernaan. Pada malam hari, proses pencernaan melambat untuk mempersiapkan tubuh beristirahat. Inilah mengapa makan terlalu dekat dengan waktu tidur sering kali menyebabkan gangguan.

Tubuh dipaksa bekerja ekstra keras untuk mencerna makanan, yang justru membuat tidur menjadi kurang nyenyak. Jadi, idealnya, kita sebaiknya memberikan jeda waktu setidaknya dua hingga tiga jam setelah makan besar sebelum tidur. Jeda ini memungkinkan pencernaan berjalan dengan baik dan tidak mengganggu proses tidur.

Tidak hanya soal waktu, jenis makanan yang dikonsumsi juga sangat memengaruhi kualitas tidur. Makanan berat atau berminyak seperti makanan cepat saji, gorengan, atau daging merah sulit dicerna oleh tubuh, sehingga bisa membuat perut terasa penuh dan membuat kita sulit tidur dengan nyaman.

Di sisi lain, makanan pedas juga perlu dihindari karena dapat memicu asam lambung yang berujung pada rasa mulas di malam hari. Bahkan, makanan manis yang dikonsumsi sebelum tidur bisa meningkatkan kadar gula darah secara tiba-tiba, menyebabkan lonjakan energi yang mengganggu ritme tubuh untuk bersiap tidur.

Begitu pula dengan minuman. Banyak orang berpikir bahwa secangkir kopi di malam hari bisa menjadi teman begadang yang setia. Padahal, kafein dalam kopi mampu bertahan dalam tubuh selama berjam-jam, membuat otak tetap terjaga.

Minuman berkafein lainnya seperti teh hitam, minuman energi, atau soda juga sebaiknya dihindari. Sebagai gantinya, jika kamu ingin menikmati minuman sebelum tidur, pilihlah sesuatu yang menenangkan seperti teh chamomile atau susu hangat. Keduanya dikenal membantu relaksasi dan dapat mendukung tidur yang lebih berkualitas.

Namun, meski mengonsumsi minuman yang menenangkan bisa bermanfaat, ada baiknya tetap memperhatikan jumlah cairan yang diminum sebelum tidur.

Minum terlalu banyak air sebelum tidur dapat menyebabkan kamu terbangun berkali-kali di malam hari untuk pergi ke kamar mandi, yang jelas mengganggu siklus tidur. Sebaiknya, batasi asupan cairan sekitar satu jam sebelum tidur agar tubuh tidak terlalu penuh.

Selain itu, penting untuk mendengarkan tubuhmu sendiri. Jika merasa lapar mendekati waktu tidur, pilihlah camilan ringan yang mudah dicerna seperti buah pisang, yogurt, atau segenggam kacang almond.

Makanan-makanan tersebut mengandung nutrisi seperti magnesium dan triptofan yang dapat membantu tubuh lebih rileks dan siap untuk tidur. Namun, pastikan porsinya tetap terkendali agar tidak memberatkan pencernaan.

Pada akhirnya, pola makan yang teratur dan pilihan makanan yang tepat di malam hari sangat berpengaruh pada kualitas tidur kita. Menjaga batas waktu antara makan malam dan waktu tidur, menghindari makanan berat, serta memilih minuman yang mendukung tidur nyenyak adalah langkah-langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar pada kualitas istirahatmu. Tidur yang cukup dan berkualitas bukan hanya tentang durasi, tetapi juga tentang bagaimana tubuh merasa nyaman saat beristirahat. Dengan memahami batas-batas dalam mengonsumsi makanan dan minuman di malam hari, kamu bisa mendapatkan tidur yang lebih nyenyak dan tubuh yang lebih segar keesokan harinya.***