CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM).- Kol goreng sering kali menjadi camilan yang menggoda selera. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah menjadikannya favorit di berbagai kesempatan, mulai dari hidangan pendamping hingga menu di warung makan.
Namun, di balik kenikmatannya, kol goreng ternyata menyimpan sejumlah bahaya bagi kesehatan yang sering kali diabaikan. Mengapa kol goreng bisa berbahaya, dan apa yang membuatnya tidak baik untuk dikonsumsi secara berlebihan?
Pertama, proses penggorengan itu sendiri sudah menjadi salah satu alasan utama mengapa kol goreng harus diwaspadai. Seperti halnya gorengan lainnya, kol yang digoreng menyerap banyak minyak.
Melansir dari berbagai sumber, minyak yang digunakan untuk menggoreng, terutama jika digunakan berulang kali, dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti lemak trans.
Lemak trans diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh dan menurunkan kolesterol baik (HDL), yang pada akhirnya dapat memicu berbagai penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.
Selain itu, ketika kol digoreng pada suhu tinggi, terjadi proses yang dikenal sebagai akrilamida, yaitu senyawa kimia yang terbentuk saat makanan yang mengandung karbohidrat, seperti sayuran, dimasak pada suhu tinggi.
Akrilamida ini merupakan zat yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan seberapa besar dampaknya pada kesehatan manusia, konsumsi gorengan yang mengandung senyawa ini dalam jumlah besar dan jangka panjang tentu tidak disarankan.
Kol yang digoreng juga kehilangan sebagian besar kandungan nutrisinya. Kol mentah sebenarnya merupakan sumber serat, vitamin C, dan antioksidan yang sangat baik untuk tubuh. Namun, ketika digoreng dalam minyak panas, sebagian besar nutrisi tersebut hilang, meninggalkan kol sebagai makanan yang hanya tinggi lemak tanpa banyak manfaat kesehatan. Jadi, meskipun rasanya enak, kamu tidak akan mendapatkan manfaat gizi yang seharusnya didapatkan dari kol mentah atau yang dimasak dengan metode yang lebih sehat.
Tak hanya itu, mengonsumsi kol goreng secara rutin juga bisa memicu masalah pencernaan. Kol, seperti sayuran cruciferous lainnya, mengandung senyawa yang dapat menyebabkan perut kembung atau gas pada beberapa orang. Jika kol tersebut digoreng, kombinasi antara minyak yang sulit dicerna dan senyawa alami dalam kol dapat memperparah gejala ini, membuat perut terasa tidak nyaman.
Bahaya lain yang juga tak kalah penting adalah risiko tekanan darah tinggi. Kol goreng biasanya dinikmati bersama dengan bumbu tambahan seperti garam atau MSG (monosodium glutamat), yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini tentu berisiko bagi kesehatan jangka panjang, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau masalah kardiovaskular.
Meskipun sesekali menikmati kol goreng mungkin tidak langsung berdampak buruk, kebiasaan mengonsumsinya secara berlebihan tentu dapat membawa konsekuensi serius bagi kesehatan. Solusinya? Sebaiknya kamu menikmati kol dalam bentuk yang lebih sehat, seperti kol yang direbus, dikukus, atau dikonsumsi mentah sebagai salad. Dengan begitu, kamu bisa tetap merasakan manfaat nutrisi yang dimiliki oleh kol tanpa harus terpapar bahaya dari proses penggorengan.***