CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Malini Angga Resta mungkin bukan nama yang familiar di telinga masyarakat luas. Namun prestasinya meraih medali emas di World Karate Federation (WKF) Seri A 2022, patut mendapatkan perhatian lebih.
Gadis muda asal Kabupaten Cirebon ini telah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia. Namun, di balik kesuksesannya, tersimpan kisah yang menyentuh hati dan penuh tantangan.
Malini, yang lahir dan besar di Cirebon, sayangnya tidak mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah daerahnya. Meskipun memiliki potensi luar biasa, ia justru terdaftar sebagai atlet dari Majalengka.
Hal ini terjadi karena Kabupaten Cirebon tidak memberikan dukungan untuk mengembangkan bakatnya.
“Saya awalnya ikut karate sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Mungkin karena saat itu belum ada prestasi yang mencolok, jadi tidak ada perhatian,” kenang Malini saat ditemui di kediamannya di Desa Karangsuwung, Kecamatan Karang Sembung, Kabupaten Cirebon, Senin (7/10/2024).
Keterpaksaan untuk berlatih di Majalengka membuatnya terdaftar sebagai atlet daerah tersebut.
“Karena tidak ada dukungan dari Kabupaten Cirebon, saya berlatih di Majalengka dan akhirnya diikutkan dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat,” tambahnya.
Berkat kerja keras dan dedikasinya, Malini terus meraih prestasi gemilang di berbagai kejuaraan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Impian Menjadi Tentara yang Terhenti
Di luar dunia olahraga, Malini memiliki impian besar untuk menjadi seorang tentara. Pada Juli 2024, ia mendaftar untuk menjadi anggota TNI. Sayangnya, impian itu harus terhenti ketika ia dinyatakan tidak memenuhi syarat tinggi badan yang ditentukan.
“Saat tes, saya tidak lulus karena tinggi badan saya kurang dua sentimeter, yaitu 155 sentimeter,” tuturnya dengan nada kecewa.
Meski gagal menjadi tentara, semangat Malini tidak padam. Ia memilih untuk mengabdikan diri dengan melatih anak-anak karate di lingkungan sekitarnya. Dari sinilah secercah harapan baru mulai muncul.
Tawaran Kuliah
Nasib baik mulai berpihak pada Malini ketika Kepala Desa Karangsuwung mengetahui prestasinya sebagai juara dunia karate.
Terinspirasi oleh semangat dan dedikasinya, kepala desa tersebut menawarkan beasiswa kuliah gratis kepada Malini.
“Saya ditawari kuliah oleh kepala desa, dan saya menerima tawaran itu. Sekarang, saya sudah terdaftar di salah satu universitas di Cirebon dan akan mulai kuliah akhir Oktober nanti,” ungkap Malini dengan senyum harapan.
Perjalanan hidup Malini Angga Resta penuh liku-liku, namun ia menunjukkan bahwa terlepas dari keterpinggiran dan tantangan yang dihadapi, semangat juang dan dedikasi akan selalu membuahkan hasil.
Kisahnya adalah bukti bahwa prestasi tidak hanya bergantung pada dukungan besar, melainkan juga pada kegigihan dan semangat pantang menyerah.***