CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- KONI Kota Cirebon resmi melaporkan Ketua DPRD Kota Cirebon, Andrie Sulistio, ke Badan Kehormatan DPRD atas dugaan tindakan tidak etis terhadap Ketua KONI Kota Cirebon, Wati Musilawati.
Dalam rilis dari KONI Kota Cirebon yang diterima redaksi, Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi KONI Kota Cirebon, Herawan Effendi, mengklarifikasi bahwa insiden tersebut tidak hanya dipicu oleh kesalahpahaman, melainkan oleh ketidakpahaman Ketua DPRD terkait prosedur bantuan dana kepada cabang olahraga (cabor) dan klub anggotanya.
Menurut Herawan, insiden bermula saat Ketua KONI menghadiri undangan Penjabat Wali Kota Cirebon pada acara Marching Band di Sekolah Santa Maria, 5 Oktober 2024. Dalam acara tersebut, Ketua DPRD menyampaikan bahwa APBD Perubahan Kota Cirebon tahun 2024 telah menyetujui bantuan sebesar Rp 1 miliar untuk KONI.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPRD meminta Ketua KONI untuk mengalokasikan sebagian dana tersebut bagi Marching Band Santa Maria.
Ketua KONI menanggapi bahwa bantuan dana KONI tidak dapat langsung diberikan kepada klub, melainkan harus melalui pengurus cabor terkait. Selain itu, kepengurusan Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kota Cirebon saat ini dalam kondisi vakum sehingga sulit memberikan bantuan terkait.
Setelah acara selesai, Ketua KONI berusaha menjelaskan prosedur pengelolaan dana kepada Ketua DPRD secara pribadi. Namun, suasana memanas ketika Ketua DPRD menunjuk-nunjuk Ketua KONI dengan nada keras.
Upaya Herawan untuk menenangkan situasi justru berujung pada adu mulut dan saling dorong dengan Ketua DPRD. Insiden ini semakin memanas ketika pengurus KONI lainnya, Duddy Juharno, turut melibatkan diri dalam konfrontasi.
Kejadian tersebut berhasil dilerai sebelum terjadi bentrok fisik lebih lanjut. Namun, KONI kemudian memutuskan untuk melaporkan insiden ini kepada Badan Kehormatan DPRD Kota Cirebon.
Permohonan maaf
Sementara itu, di tempat terpisah, Ketua DPRD Kota Cirebon, Andrie Sulistio, memberikan keterangan resmi terkait peristiwa tersebut yang telah mendapat perhatian luas di berbagai media.
Dalam pernyataannya, Andrie menjelaskan bahwa insiden tersebut berlangsung singkat dan terjadi saat dirinya bersama jajaran pengurus KONI meninjau latihan tim marching band di lapangan sekolah tersebut.
Andrie menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Terutama jika nada bicaranya dianggap menyinggung Ketua KONI, Wati Musilawati, dan jajaran pengurusnya.
“Saya memohon maaf jika intonasi nada bicara saya terlampau tinggi dan menyinggung perasaan pihak lain,” ujarnya.
Untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi, Andrie berencana untuk bertemu langsung dengan Ketua KONI guna meluruskan situasi.
Ia menegaskan bahwa insiden ini murni merupakan kesalahpahaman, bukan bentuk arogansi atau upaya merusak hubungan antara DPRD dan KONI.
“DPRD Kota Cirebon akan terus mendukung setiap upaya pemerintah daerah dalam memajukan olahraga. Saya berharap insiden ini tidak dipandang sebagai ketidakharmonisan antara DPRD dan KONI. Melainkan sebagai pembelajaran ke depan,” tambahnya.
Andrie juga berkomitmen untuk memperbaiki komunikasi dengan semua pihak dan berjanji akan bertemu langsung dengan Wati Musilawati guna meredakan situasi dan menjaga hubungan baik antara kedua lembaga.
“Kami akan terus berupaya mendukung perkembangan olahraga di Kota Cirebon. Guna memastikan bahwa hubungan antara DPRD dan KONI tetap harmonis dan produktif,” tutupnya.***
***