CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Peristiwa keracunan makanan yang menimpa puluhan warga Kota Cirebon disikapi pemerintah setempat.
Pemerintah Kota Cirebon melalui Pj Sekretaris Daerah, Iing Daiman, bersama Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty, memberikan keterangan pers.
Insiden keracunan massal itu terjadi pada saat kegiatan pengabdian masyarakat di Puskesmas Cangkol.
Kejadian ini, yang berlangsung pada tanggal 25-26 Oktober 2024, mengakibatkan puluhan peserta mengalami keracunan.
Dalam konferensi pers yang digelar di Ruang Prabayaksa Gedung Setda Kota Cirebon, Pj Sekda mengungkapkan keprihatinannya.
Rasa prihatin mendalam atas peristiwa ini dan menekankan komitmen Pemkot Cirebon dalam memberikan penanganan menyeluruh untuk para korban.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini dan berharap agar insiden serupa tidak terulang. Kami terus mengupayakan pendampingan dan pemantauan kondisi para korban hingga pulih sepenuhnya,” ujar Iing Daiman dalam keterangannya.
Iing mengatakan, Pemkot Cirebon telah menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Cirebon untuk melakukan berbagai langkah penanganan.
Termasuk pemantauan kondisi korban yang masih dirawat di rumah sakit maupun yang telah pulang.
Pemeriksaan menyeluruh atas penyebab keracunan dilakukan dengan mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.
“Upaya pemulihan terus dilakukan. Kondisi korban yang masih dirawat di fasilitas kesehatan berangsur membaik, sementara sebagian yang sudah pulang tetap kami pantau,” tambahnya.
Sementara, Kadinkes Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty menjelaskan kronologi kejadian.
Peristiwa berawal dari kegiatan sosialisasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang diselenggarakan oleh sebuah perguruan tinggi di Puskesmas Cangkol.
Kegiatan tersebut, kata dia, yang ditujukan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat, menyediakan camilan bagi para peserta.
Namun, setelah mengonsumsi camilan tersebut, beberapa peserta mulai merasakan gejala mual, muntah, dan diare.
Hingga saat ini, total 44 orang dilaporkan terdampak, termasuk para kader dan pegawai puskesmas. Sebanyak 10 orang di antaranya harus mendapatkan perawatan medis lebih lanjut di rumah sakit.
“Ada kemungkinan beberapa camilan tersebut dibawa pulang oleh peserta, sehingga anggota keluarga mereka juga terdampak. Saat ini, kondisi korban mulai stabil, dengan gejala yang sudah berangsur membaik,” jelas Siti Maria.
Ia menjelaskan, demi memastikan penyebab pasti insiden, Dinas Kesehatan telah mengirimkan sampel makanan ke Labkesda Jawa Barat untuk diuji.
Hasil uji lab diharapkan segera keluar, yang akan menjadi dasar bagi Pemkot dalam mengambil langkah pencegahan ke depannya.
“Kami harap hasil uji sampel segera keluar agar faktor penyebab insiden ini bisa diketahui. Langkah pengawasan yang lebih ketat juga akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” tutupnya.***