CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Program seragam gratis menjadi sorotan dalam debat kandidat pertama bagi pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon yang berlangsung di Hotel Prima, Rabu (30/10/2024) malam.
Hal itu mencuat saat program Paslon Eti- Suhendrik mendapat kritikan dari calon wali kota Dani Mardani yang menilai kurang efektif dan memakan biaya besar.
Suhendrik, sebagai calon Wakil Wali Kota dari Paslon nomor urut 2, menegaskan bahwa program tersebut adalah komitmen nyata untuk membantu masyarakat.
Suhendrik menjelaskan bahwa Paslon nomor urut 2, yang diwakilinya bersama Eti Herawati, memiliki komitmen kuat untuk menggunakan anggaran secara tepat sasaran. Bahkan diakuihya sudah bisa mendukung masyarakat seluas-luasnya.
“Program seragam gratis ini bukan hal yang sepele. Ini adalah upaya kami untuk meringankan beban ekonomi orang tua, terutama saat tahun ajaran baru,” ujar Suhendrik dalam keterangannya, Kamis (31/10/2024).
Ia juga menyampaikan bahwa, sebagai upaya preventif, program ini dapat membantu mengurangi kemungkinan tindakan kriminal.
Potensi negatif itu bisa saja dilakukan warga akibat tekanan ekonomi untuk membeli seragam sekolah bagi anak-anak mereka.
“Jangan sampai ada warga Cirebon yang harus melanggar hukum. Hanya karena kesulitan membeli seragam sekolah. Ini tanggung jawab kami untuk membantu mereka,” tegas Suhendrik.
Menanggapi kritik soal regulasi, Suhendrik mengakui bahwa implementasi program seragam gratis memang belum diatur secara khusus.
Namun, ia memastikan bahwa Paslon nomor 2 akan berupaya membentuk regulasi yang jelas dan berjenjang. Mengingat program serupa telah diterapkan di beberapa daerah lain di Indonesia.
Calon Wali Kota Eti Herawati, menambahkan, program seragam gratis bagi siswa baru SD dan SMP di Cirebon adalah bagian dari komitmen Paslon yang dikenal dengan nama “Beres” (Bersama Eti Herawati-Suhendrik).
Menurutnya, program ini hadir untuk meringankan beban orang tua saat anak-anak mereka memulai tahun ajaran baru.
Paslon Eti-Suhendrik berharap bahwa komitmen ini akan menjadi langkah awal untuk menjadikan Cirebon sebagai kota yang ramah dan mendukung pendidikan anak-anak.
“Kami sudah mempertimbangkan kebutuhan anggaran dan yakin program ini bisa direalisasikan. Sumber anggaran pun telah kami rencanakan, sehingga tidak akan memberatkan APBD,” kata Eti.***