CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)– Tiga ruang kelas di SMP Negeri 1 Talun, Kabupaten Cirebon, ambruk pada Selasa (10/11/2024) sekitar pukul 08.00 WIB. Kejadian ini mengakibatkan 10 siswa yang sedang menjalani ujian remedial tertimpa material atap, dengan 7 di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit.
Korban terdiri dari empat siswa laki-laki dan tiga perempuan, mengalami luka ringan hingga berat, terutama di bagian kepala akibat tertimpa material atap. Kepala Sekolah SMPN 1 Talun, Sunarto, menyampaikan bahwa peristiwa terjadi sekitar pukul 08.15 WIB.
Sebelum ambruk, terdengar suara gemuruh yang membuat para guru berhamburan keluar.
“Bangunan yang roboh terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua ruang kelas untuk siswa kelas 9 dan satu laboratorium, kata Sunanto.
Ia menerangkan, bangunan tersebut terbilang baru dan selesai dibangun pada tahun 2021 dengan menggunakan kerangka atap baja ringan yang dilapisi genting berat.
Sekolah, kata dia, memiliki total 30 ruangan dengan jumlah siswa mencapai 886 orang.
“Saat ini ujuh siswa yang terluka masih menjalani observasi di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut,” katanya.
Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol Siswo DC Tari, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari Polsek Talun terkait kejadian ini.
“Kami telah mengamankan lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dugaan adanya unsur pidana masih diselidiki dan menunggu perkembangan lebih lanjut,” ujar Kompol Siswo.
Sementara, Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, langsung meninjau lokasi kejadian. Ia menyebut bahwa bangunan yang menggunakan baja ringan tersebut diduga tidak mampu menahan beban tambahan akibat hujan deras sebelumnya.
“Kami segera menginstruksikan pengamanan lokasi untuk mencegah keruntuhan lanjutan dan mempercepat perbaikan melalui pergeseran anggaran,” tegas Wahyu.
Sebagai langkah jangka pendek, proses pembelajaran sementara akan menggunakan ruang guru, mengingat siswa masih libur hingga 4 Januari 2025. Selain itu, Pemkab Cirebon telah meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan inventarisasi bangunan sekolah lainnya sebagai bahan evaluasi.
“Evaluasi ini sangat penting untuk memastikan keamanan, khususnya bagi bangunan dengan kerangka baja ringan. Kami akan mengadakan rapat pimpinan bersama elemen terkait guna mencegah insiden serupa di masa mendatang,” kata Wahyu.***