CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Tangis duka menyelimuti rumah keluarga Rion Firmansyah (28) warga Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Ia merupakan salah satu korban meninggal dunia akibat longsor di tambang batu alam Gunung Kuda, Desa Cipanas, pada Jumat (31/5/2025) lalu.
Rion sempat menjalani perawatan intensif di RS Sumber Hurip usai kejadian, namun nyawanya tak tertolong akibat luka parah yang diderita.
Jenazahnya tiba di rumah duka pada malam harinya, disambut isak tangis keluarga, kerabat, dan warga sekitar.
“Rion anak yang baik, pekerja keras, dan sangat bertanggung jawab. Kami semua tidak menyangka kepergiannya secepat ini,” ungkap Jojo Suharjo, kerabat almarhum.
Rion diketahui bekerja sebagai operator alat berat di tambang Gunung Kuda.
Ia memulai kariernya sebagai kenek atau asisten operator, sebelum akhirnya dipercaya memegang alat berat sendiri.
Sebagai bentuk empati dan tanggung jawab, Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, hadir langsung di rumah duka.
Tujuannya tak lain untuk menyampaikan belasungkawa serta menyerahkan santunan dari pemerintah daerah.
“Kami hadir untuk menyampaikan duka cita dan memberikan santunan. Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama Pemprov Jabar akan terus memantau dampak tragedi ini,” ujar Agus yang akrab disapa Jigus.
Ia menyampaikan bahwa Pemkab tengah mendata seluruh pekerja tambang terdampak.
Hal itu menyusul penutupan permanen tambang Gunung Kuda oleh Gubernur Jawa Barat.
“Pekerja akan mendapatkan pelatihan dan bantuan ekonomi agar tetap memiliki sumber penghasilan. Ini penting agar mereka bisa bangkit kembali,” tambahnya.
Di sisi lain, pihak keluarga korban pun menyatakan mendukung penuh keputusan pemerintah menutup tambang Gunung Kuda secara permanen.
Mereka berharap tidak ada lagi korban jiwa di masa mendatang.
“Kalau bisa jangan sampai ada korban lagi. Kalau pun tambang suatu saat dibuka kembali, keselamatan pekerja harus benar-benar jadi prioritas. Lengkapi dengan alat pengaman dan SOP yang ketat,” tegas Jojo.
Hingga Minggu (1/6/2025), tim SAR gabungan terus berupaya mengevakuasi korban di bawah ancaman longsor susulan.
Wakil Bupati Cirebon juga memantau langsung proses evakuasi dan memastikan semua bantuan tersalurkan secara maksimal.
Menurut Jigus, seluruh biaya pengobatan bagi korban luka ringan hingga berat.
Termasuk korban meninggal dunia, ditanggung penuh oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari penanganan darurat bencana.
“Saat ini sudah 19 jenazah ditemukan. Tapi laporan dari desa menyebut masih ada enam orang lagi yang diduga tertimbun material longsor,” jelasnya.
Proses pencarian dilakukan dengan membagi wilayah menjadi dua sektor, berdasarkan keterangan para saksi yang selamat.
Namun upaya pencarian tidak mudah karena sejak malam sebelumnya terjadi tiga kali longsor susulan yang membahayakan tim dan alat berat.
Untuk mendukung evakuasi, enam unit ekskavator dan dua dozer telah diterjunkan ke lokasi.
“Pemerintah daerah akan terus mendampingi keluarga korban dan memastikan seluruh proses berjalan cepat dan adil,” pungkas Jigus.***