CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA)- Terobosan dalam pemberdayaan pesantren dan peningkatan kualitas tenaga kerja migran resmi dimulai di Kabupaten Cirebon.
Bertempat di Pondok Pesantren Gedongan Kecamatan Pangenan menjadi tuan rumah peluncuran Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bahasa Jepang berbasis pesantren pertama di wilayah tersebut, Minggu (15/6/2025).
Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Dzulfikar Ahmadi Tawalla.
Ia menekankan bahwa pesantren memiliki keunggulan moral yang dapat menjadi bekal utama para santri saat bekerja di luar negeri, khususnya Jepang.
“Pesantren memiliki satu nilai plus, yaitu basis moral yang kuat. Harapan kami, nilai ini menjadi fondasi utama dalam bekerja di luar negeri,” ujar Dzulfikar dalam keterangannya.
Menurutnya, pekerja migran yang berasal dari lingkungan pesantren diharapkan dapat menjaga perilaku.
Menjunjung tinggi etika, serta membawa perubahan positif sekembalinya ke tanah air.
Ia juga menyebut penempatan kerja ke luar negeri merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan keterampilan, jejaring, dan wawasan global.
“Ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kualitas penempatan dan perlindungan pekerja migran sejak kementerian ini naik kelas dari badan,” tambahnya.
Dzulfikar menegaskan pihaknya telah membangun koordinasi lintas sektor, termasuk dengan Kepolisian dan Kementerian Dalam Negeri.
Guna memastikan informasi ketenagakerjaan dapat diakses hingga ke tingkat desa.
Ia juga mendorong agar kanal digital Kemen P2MI aktif selama 24 jam untuk memfasilitasi pengaduan masyarakat dan penanganan kasus.
“Pendekatan digital ini efektif, termasuk dalam mengungkap kasus migran di Kamboja dan Myanmar yang sempat menjadi perhatian publik,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman (Jigus) menyambut baik hadirnya LPK berbasis pesantren ini. Ia mengapresiasi langkah Pondok Pesantren Gedongan dalam mendukung pengembangan SDM berkualitas di Cirebon.
“Atas nama Bupati dan Pemerintah, saya menyampaikan rasa bangga atas inisiatif ini. Ini LPK pertama di Cirebon yang menjalin kemitraan langsung dengan Jepang,” ujar Jigus.
Ia menyebut Pemkab Cirebon secara aktif mendorong warganya agar bekerja di luar negeri dengan bekal keterampilan dan kesiapan mental.
Tahun ini, katanya, sebanyak 130 warga telah diberangkatkan ke Jepang melalui skema resmi yang difasilitasi pemerintah daerah.
“Kami ingin memastikan tidak ada lagi persoalan hukum atau perlindungan TKI. Maka, pelatihan dan kolaborasi dengan pesantren sangat krusial,” tegas Jigus.
Pengasuh Pondok Pesantren Gedongan, KH Ade, mengatakan pesantrennya terus bertransformasi menjadi institusi yang tidak hanya kuat dalam bidang keagamaan, tetapi juga adaptif terhadap kebutuhan global.
Ia menyebut LPK ini sebagai bagian dari visi besar pesantren untuk mencetak generasi santri yang mandiri dan mampu bersaing secara global.
“Ponpes Gedongan pernah mewakili Jabar dalam lomba sains kimia tingkat nasional. Kami ingin melahirkan santri yang siap kerja, kompeten, dan fasih bahasa asing seperti Jepang,” ujarnya.***