CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA)- Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon, Hilman Firmansyah, memergoki langsung praktik pungutan liar (pungli) berkedok tarif parkir di kawasan Sarana Olahraga (SOR) Watubelah atau Sport Center.
Praktik ini terbongkar saat ia menghadiri acara pelantikan PPPK pada Rabu (16/7/2025) sore.
Saat itu, Hilman mendapat keluhan dari seorang pengunjung bernama Deny (35), yang merasa janggal dengan tarif parkir sepeda motor sebesar Rp3.000 lbih tinggi dari ketentuan resmi.
Menanggapi aduan tersebut, Hilman langsung menuju lokasi parkir dan meminta klarifikasi dari juru parkir (jukir) yang bertugas.
“Saya langsung tanya, siapa yang mengelola? Dijawab, dikelola oleh pihak ketiga. Jukir hanya setor ke bosnya,” ungkap Hilman kepada wartawan.
Setelah memeriksa karcis parkir, diketahui bahwa tarif yang diberlakukan adalah Rp3.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk roda empat.
Padahal, berdasarkan Perda Kabupaten Cirebon Nomor 2 Tahun 2012 dan Perbup Nomor 168 Tahun 2021, tarif resmi hanya Rp2.000 untuk roda dua dan Rp5.000 untuk roda empat.
“Kegiatan parkir di area Sport Center Watubelah ini tidak pernah mengajukan izin. Artinya, ini jelas pungli,” tegas Hilman.
Ia menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) sebagai pengelola SOR.
Serta pihak kelurahan untuk menertibkan pengelolaan parkir yang selama ini luput dari pantauan.
“Pihak ketiga ini harus jelas statusnya. Jangan sampai dibiarkan beroperasi tanpa dasar hukum,” lanjutnya.
Menurut Hilman, meski nilai pungutan terlihat kecil, praktik ini merugikan daerah karena menghilangkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Parkir, kata dia, merupakan salah satu sektor jasa umum yang bisa memberi kontribusi signifikan bila dikelola secara profesional dan transparan.
“Ini bukan sekadar nominal, tapi soal legalitas. Jangan sampai dibiarkan jadi kebiasaan,” ujarnya.
Dishub pun berkomitmen akan menata ulang sistem pengelolaan parkir di SOR Watubelah, agar ke depan lebih tertib dan berkontribusi terhadap PAD Kabupaten Cirebon.
“Praktik ini sudah berlangsung lama. Tapi ini akan jadi momentum kita untuk membenahi semuanya,” tutup Hilman.***