CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA)- Rombongan seratusan sepeda motor konvoi di jalanan Pantura Cirebon menuju Desa Tawangsari, Kecamatan Losari, Minggu (27/7/2025) pagi.
Di antara rombongan, tampak Bupati Cirebon, Imron, mengenakan helm dan jaket, memimpin langsung rombongan pejabat Pemkab Cirebon dalam kegiatan bertajuk “Mudun Bareng”.
Yakni program inisiatif Pemkab Cirebon dengan agenda turun langsung ke masyarakat, mendengarkan suara rakyat di daerah perbatasan.
Kegiatan yang juga dikenal dengan nama “Mubeng” ini bukan sekadar kunjungan seremonial.
Melainkan wujud nyata perubahan paradigma kepemimpinan, dari birokrasi kantor menuju partisipasi lapangan. Dengan melibatkan Forkopimda dan kepala dinas, Bupati Imron menyusuri pelosok wilayah timur Cirebon yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
“Kami ingin merasakan langsung bagaimana denyut kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan. Ini bagian dari komitmen kami untuk menyerap aspirasi bukan dari balik meja, tapi dari realitas di lapangan,” kata Bupati Imron.
Desa Tawangsari menyimpan berbagai persoalan klasik. Salah satunya adalah akses antarblok yang terputus Sungai Cisanggarung.
Warga harus memutar melalui wilayah Brebes untuk menjangkau Blok Sende—kendala yang memengaruhi mobilitas, pelayanan kesehatan, hingga distribusi ekonomi.
Kuwu Tawangsari, Rojiki, menyampaikan harapannya agar pemerintah membangun jembatan penghubung antar blok yang sudah lama dinanti warga.
“Jika ada jembatan, ambulans bisa langsung masuk, dan warga tidak perlu memutar jauh hanya untuk mendapat layanan kesehatan atau mengantar anak sekolah,” ungkapnya.
Rojiki juga menyoroti kebutuhan Puskesmas Pembantu di Blok Sende, mengingat jarak dan kesulitan akses layanan dasar kesehatan yang masih jadi tantangan harian.
Dalam kunjungan ini, Bupati dan rombongan tidak hanya menyerap informasi.
Mereka juga menyaksikan langsung kondisi jalan rusak, pemukiman rawan banjir di bantaran sungai.
Hingga praktik penggalian tanah untuk pembuatan batu bata yang mengancam lingkungan.
“Kami minta hal seperti ini dikaji ulang. Penggalian tanah sembarangan bisa memperbesar risiko banjir. Kita harus pikirkan keberlanjutan lingkungan,” kata Imron.
Sebagai bagian dari aksi nyata, pemerintah menyediakan layanan kesehatan gratis. Juga menggelar dialog terbuka dengan tokoh masyarakat, dan langsung menginventarisasi sejumlah kebutuhan infrastruktur yang siap ditindaklanjuti.
Salah satu isu strategis yang turut mencuat adalah rencana pembangunan jembatan lintas provinsi yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Bupati Imron menyatakan, Pemkab Cirebon akan segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas tersebut.
“Ini menyangkut kepentingan dua provinsi. Kalau jembatan ini terwujud, dampaknya besar untuk aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat,”* ujarnya.
“Mudun Bareng” menjadi momentum pengingat bahwa esensi pemerintahan bukanlah tentang rapat dan laporan semata.
Akan tetapi soal hadir secara nyata, melihat langsung, dan bertindak cepat atas persoalan rakyat.
“Kabupaten Cirebon ini luas. Tak bisa hanya dipahami dari laporan. Semua kepala dinas harus turun ke sektor masing-masing. Jika kita semua bergerak, Cirebon bisa lebih maju dan merata,”tegas Imron.***