CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA)- Meraih prestasi tidaklah mudah seperti kita membalikkan tangan. Butuh energi positif, kerja keras dengan semangat juang tinggi serta dukungan dari semua pihak agar mampu mewujudkannya.
Seperti halnya di dunia olahraga, para atlet dituntut untuk rajin berlatih untuk meningkatkan kemampuan dan ditangani pelatih yang mumpuni untuk mampu mencetak atlet handal masa depan. Selain itu, kepedulian dan dukungan pihak lain sangat menunjang pencapaian prestasi yang diharapkan.
Seperti halnya di Dojo Pertamina EP Zona 7 Cirebon yang memiliki tempat latihan di lapangan tenis Pertamina EP Zona 7 Cirebon. Sejak tahun 1986 sampai sekarang, terus melakukan pembinaan karateka baik dari sabuk putih, kuning, hijau, biru, coklat dan hitam.
Dengan dukungan dari Pertamina EP Zona 7 Cirebon, Dojo yang telah berjalan 39 tahun ini telah banyak mencetak banyak karateka handal berprestasi, baik tingkat Jawa Barat hingga tingkat nasional.
Di bawah tangan dingin Sensei Ujang Rahmat selaku pemilik sabuk hitam DAN V ini, dibantu simpay-simpay lainnya, pembinaan karateka terus dijalankan dengan tekun dan terprogram.
Hasilnya, karateka binaan Dojo Pertamina EP Zona 7 Cirebon banyak meraih prestasi membanggakan baik tingkat kota/kabupaten, Jawa Barat bahkan hingga tingkat nasional.
Di antaranya, di ajang WTA Open Karate Championship Piala Menpora RI tahun 2024 tingkat nasional, karateka binaan Dojo Pertamina EP Zona 7 Cirebon meraih 4 medali emas, 5 perak dan 2 perunggu.
Empat medali emas diraih Revan Alkasyah Legiana di nomor pra usia dini kata perorangan putra, Annasya Ayunindya di nomor pra usia dini kata perorangan putri, Erwin Priyanto di nomor pemula kumite -52 Kg putra dan Syifa Zahra Dzakira di nomor kumite -54 Kg putri.
Lima medali perak disumbangkan Aqilla Shaqueena, Annasya Ayunindya, dan Rahdania Vahel Alleshia yang turun di nomor pra usia dini kata beregu putri, Rakha Agra Arkananta dini nomor usia dini kata perorangan putra, Muhammad Fakhri Makkatul Mukaromah di nomor kadet kata perorangan putra dan Danu Nur Manik di nomor yunior kumite -58 Kg putra.
Sementara dua perunggu diraih Chielo Abidzah Surya di pra usia dini kata perorangan putra, Senopati Satria Antosari Khemal di nomor pemula kumite -57 Kg putra.
Sementara prestasi nasional lainnya di ajang O2SN tingkat nasional diraih Fathir yang meraih medali emas, Elin Yuliyana meraih medali perak dan Budi Kitrina merebut medali perunggu.
Pelatih Karate di Dojo Pertamina EP Zona 7 Cirebon, Ujang Rahmat mengatakan, pembinaan yang dilakukan hingga kini sudah banyak prestasi nasional yang telah diraih karateka binaannya.
“Setiap karateka, kami bina sejak dari nol hingga akhirnya jadi karateka berprestasi di berbagai kejuaraan baik tingkat kota, Jawa Barat bahkan nasional. Banyak potensi karateka yang terus kami gali dengan program latihan yang bagus,” ujarnya.
Ujang Rahmat mengaku berterima kasih kepada PT Pertamina EP Zona 7 Cirebon yang telah peduli terhadap perkembangan olahraga daerah, khususnya cabang karate dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk kebutuhan latihan karateka serta kendaraan untuk keberangkatan para karateka mengikuti kejuaraan di luar daerah.
“Kami mendapat bantuan matras, perlengkapan kumite dan disediakan kendaraan untuk keberangkatan karateka mengikuti kejuaraan di luar daerah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Yeni Kuswanto selaku Ketua Bapor PT Pertamina EP Zona 7 Cirebon yang selalu peduli kepada kami di dojo. Termasuk saat Dojo Pertamina EP Zona 7 Cirebon jadi tuan rumah penyelenggaraan ujian kenaikan tingkat (UKT) INKAI Kabupaten Cirebon yang diikuti 411 karateka se-Kabupaten Cirebon. Mudah-mudahan tahun ini, pengadaan matras bisa diwujudkan untuk kebutuhan para karateka kami,” ujar Ujang yang juga menjadi Koordinator Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKAI Kabupaten Cirebon ini.
Sementara itu, kepedulian Pertamina EP Zona 7 Cirebon terhadap perkembangan olahraga di Kabupaten Cirebon menjadi bukti bahwa energi yang dikelola Pertamina tak hanya soal minyak dan gas bumi, tapi juga energi sosial untuk membakar semangat generasi muda masa depan bangsa.
Tujuannya agar generasi muda bisa mengembangkan potensi diri melalui pembinaan yang bagus dan akhirnya bisa meraih prestasi membanggakan.
Ketua Bapor PT Pertamina EP Zona 7 Klayan Cirebon, Yeni Kuswanto mengatakan, PT Pertamina EP Zona 7 Cirebon selalu mendukung perkembangan olahraga di wilayah kerjanya termasuk di Kabupaten Cirebon.
“Kami selalu ikut serta dengan menyediakan fasilitas olahraga yang ada di Pertamina EP Zona 7 demi kemajuan olahraga di wilayah kerjanya,” ungkapnya.
Kepedulian yang Berlapis
Kepedulian PT Pertamina EP Zona 7 Cirebon tidak berhenti pada penyediaan fasiilitas sarana dan prasarana olahraga. Beberapa hari setelah UKT INKAI Kabupaten Cirebon, mereka juga menggelar “media gathering” tentang HSSE (Health, Safety, Security, Environment). Kali ini kesempatan diberikan bagi kalangan wartawan.
Bagi pekerja migas, keselamatan adalah nadi, dan lewat keterlibatan media, pesan keselamatan itu ikut menyebar ke masyarakat luas.
Jurnalis Belajar HSSE dari Dekat
Mereka bukan datang untuk menulis siaran pers semata, melainkan ikut merasakan langsung bagaimana rasanya berada di jantung dunia migas hulu yang penuh risiko.
Di hadapan mereka, Mohammad Bimo Prabowo, instruktur HSSE Pertamina EP Zona 7, membuka sesi dengan kalimat yang menohok.
“Di industri kami, keselamatan adalah pondasi. Ini bukan sekadar aturan, tapi komitmen kami terhadap nyawa manusia, lingkungan, dan keberlangsungan operasi,” kata Bimo dihadapan puluhan wartawan.
Pernyataan itu segera mengantar para pewarta pada sebuah pengalaman belajar yang berbeda.
Tidak hanya teori di layar, melainkan juga praktik nyata tentang HSSE yang selama ini menjadi “tameng hidup” bagi ribuan pekerja migas.
Bimo memaparkan tentang HSSE Golden Rules yakni tentang Kepatuhan, Intervensi, dan Peduli. Tiga kata sederhana, namun menjadi pegangan setiap pekerja.
Mereka bukan hanya harus patuh pada aturan, tetapi juga berani mengintervensi bila melihat potensi bahaya, serta peduli pada keselamatan rekan kerja.
Tak berhenti di sana, para wartawan juga dikenalkan dengan Sistem Kerja Aman (SIKA), protokol tanggap darurat, hingga Corporate Life Saving Rules (CLSR).
Puncak kegiatan terasa saat rombongan diajak memasuki demo room. Helm, rompi, sepatu ‘safety’, hingga peralatan penyelamat dipraktikkan satu per satu.
Para wartawan, yang sehari-hari akrab dengan pena dan kamera, kali ini belajar cara mengenakan alat pelindung diri layaknya pekerja migas.
Bahkan, mereka bisa menyaksikan simulasi prosedur penyelamatan yang biasanya hanya ada di balik pagar tinggi perusahaan energi.
“Rasanya baru kali ini kami benar-benar melihat betapa detailnya standar keselamatan di migas. Tidak ada ruang untuk kelalaian sekecil apapun,” ucap Jejen Zaenudin Ali, salah seorang wartawan dengan kagum.
Media sebagai Mitra Strategis
Di sela acara, Wazirul Luthfi, Head of Communication, Relations & CID PEP Zona 7, menegaskan pentingnya media dalam menggemakan pesan keselamatan.
“Kami sadar, industri hulu migas adalah sektor berisiko tinggi, berbasis teknologi tinggi, dan investasi besar. Karena itu, keterlibatan media sebagai mitra strategis sangat penting. Pesan keselamatan bukan hanya untuk internal perusahaan, tapi juga bagi masyarakat luas,” jelasnya.
Wazirul menambahkan, kegiatan ini merupakan rangkaian Media Gathering Pertamina EP Zona 7 selain bertujuan mempererat hubungan juga mengajak media ikut menyebarkan pemahaman tentang betapa vitalnya keselamatan di sektor energi.
Bagi para wartawan, media gathering kali ini bukan hanya forum diskusi. Mereka pulang membawa pengalaman baru. Seperti menyaksikan dari dekat bagaimana perusahaan migas mengelola risiko, melindungi pekerja, dan menjaga lingkungan.
Ada benang merah di sana. Baik di arena olahraga maupun industri migas, kepedulian menjadi pondasi. Kepedulian pada keselamatan, kepedulian pada pembinaan, kepedulian pada masa depan.
Lebih dari Energi Fisik
Di balik seragam karate dan seragam lapangan, sesungguhnya ada nilai yang sama. Disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab. Pertamina EP Zona 7 menempatkan dirinya bukan hanya sebagai pengelola energi, tapi juga mitra masyarakat.
Dari Dojo Pertamina EP Zona 7 Cirebon yang menjadi kawah candradimuka generasi muda Kabupaten Cirebon dalam menjadi karateka handal dan berprestasi nasional hingga ruang HSSE yang penuh simulasi, keduanya adalah panggung di mana kepedulian dipraktikkan.
Pada akhirnya, energi yang sesungguhnya bukan sekadar minyak yang dipompa dari perut bumi, melainkan semangat hidup dan energi positif yang dipompakan ke dada generasi muda penerus bangsa yang memiliki mental kuat dan kemampuan handal hingga meraih prestasi yang membanggakan.***
