CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA)- Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) melaksanakan program “Gerakan Sadar Obat Rasional” (SABAR) di Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, belum lama ini.
Program tersebut diikuti sebanyak 25 kader PKK yang dilatih langsung oleh tenaga kesehatan dan akademisi lintas disiplin.
Kepala Desa Gegesik Wetan, Abdul Ghofari, menyambut baik kegiatan ini karena dinilai bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat.
“Banyak warga masih sembarangan membeli obat. Dengan pelatihan ini, kader PKK bisa menjadi agen perubahan yang memberi pemahaman benar kepada masyarakat,” ujarnya.
Senada, Ketua PKK Desa Gegesik Wetan, Elidawati Sembiring, menambahkan, pengetahuan obat rasional sangat penting terutama bagi ibu rumah tangga.
“Selama ini kami hanya tahu obat dari pengalaman sehari-hari. Sekarang kami jadi paham dosis, cara pakai, sampai kapan harus segera ke dokter,” katanya.
Program SABAR dipimpin oleh apoteker Apt. Fitri Alfiani, S.Farm., MKM. Ia menegaskan bahwa kesalahan dalam swamedikasi masih banyak terjadi.
“Parasetamol misalnya, sering dianggap aman. Padahal, bila diberikan tidak sesuai dosis bisa berakibat fatal, terutama pada anak. Itulah mengapa kesadaran obat rasional harus ditanamkan sejak di tingkat keluarga,” tutur Fitri dalam keterangannya.
Selain Fitri, hadir pula akademisi lain seperti Ari Yulistianingsih, S.Gz., M.Gz., ahli gizi yang memberi materi tentang pentingnya gizi saat anak sakit.
Kemudian Ito Wardin, M.Kep., Ners., yang memandu simulasi penggunaan obat demam anak secara oral, topikal, maupun rektal.
Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan UMC, Alizha dan Zahra, turut mendampingi kader PKK selama praktik lapangan.
“Kami belajar langsung bagaimana teori yang diajarkan di kampus diaplikasikan di masyarakat,” kata Zahra.
Menurut Fitri Alfiani, kegiatan berlangsung pada 5–24 Juli 2025 lalu. Program ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat desa. Akan tetapi juga memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa.
Kegiatan ini, tambah Fitri, dapat terselenggara atas bantuan Hibah PKM dari DPPM Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Teknisnya melalui skema pemberdayaan berbasis masyarakat dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (0070/C3/AL.04/2025),” ungkapnya.
“Sinergi antara akademisi, mahasiswa, pemerintah desa, dan kader PKK sangat penting. Harapannya gerakan ini bisa meluas ke desa-desa lain,” pungkasnya.***










