GRESIK, (ETNOLOGIMEDIA)- PT Pupuk Indonesia (Persero) mengingatkan seluruh Penerima Pupuk di Titik Serah (PPTS) agar menaati aturan dalam penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah masing-masing.
Imbauan ini disampaikan oleh General Manager Regional 2 Pupuk Indonesia, Muhammad Ihwan F, dalam Rapat Koordinasi Perkumpulan Pengecer Pupuk Indonesia (PPPI) yang dihadiri 200 pengecer dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten di Gresik, Senin (20/10/2025).
Menurut Ihwan, pemerintah telah memberikan kemudahan bagi petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
Hal itu melalui penyederhanaan tata kelola sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 6 Tahun 2025 dan Permentan Nomor 15 Tahun 2025.
“Kemudahan ini bagian dari upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan sesuai visi Presiden Prabowo Subianto. Pupuk Indonesia sebagai operator membutuhkan dukungan penuh dari pengecer yang menjadi ujung tombak distribusi pupuk bersubsidi,” ujarnya.
Ihwan menegaskan, pengecer bukanlah pedagang, melainkan penyalur pupuk kepada petani yang berhak.
Karena itu, pengecer wajib tertib administrasi, memiliki dokumen yang bisa ditelusuri, dan tidak menjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Pengecer adalah mitra strategis kami. Mereka harus disiplin dan mematuhi semua ketentuan, agar penyaluran pupuk berjalan tepat sasaran,” tegasnya.
Ihwan menjelaskan, perubahan tata kelola distribusi kini mengubah kios menjadi PPTS yang terdiri dari empat entitas.
Yakni, pengecer, Gapoktan, Pokdakan dan koperasi.
Pupuk Indonesia juga memperkuat sistem distribusi dengan pemantauan digital mulai dari produksi hingga ke titik serah.
Bahkan telat dilengkapi fitur pesan, Service Level Agreement (SLA), serta verifikasi foto petani penerima.
“Sistem ini akan memastikan distribusi pupuk lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menjaga kelancaran distribusi, Pupuk Indonesia menyiapkan stok lebih dari 1,1 juta ton pupuk bersubsidi.
Hingga triwulan akhir 2025, atau mencapai 258 persen di atas ketentuan minimum pemerintah.
Stok tersebut terdiri dari Urea 179.176 ton, NPK 186.602 ton, NPK Kakao 3.036 ton, ZA 1.814 ton, dan pupuk organik 9.278 ton.
Selain itu, perusahaan juga menyediakan 423.761 ton pupuk nonsubsidi, guna memastikan kebutuhan petani tetap terpenuhi.
“Stoknya aman dan cukup. Kami harap petani bisa segera menebus pupuk agar hasil tanam lebih optimal,” tutup Ihwan.***