CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM).- Program Studi DIII Gizi Cirebon, Politeknik Kesehatan Tasikmalaya melakukan Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) bekerja sama dengan SMAN 9 Kota Cirebon.
Seperti dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (23/10/2025), salah satu dosen dalam tim peneliti, Diyah Sri Yuhandini, S.SiT, SKM, MPd, mengatakan, dirinya dan anggota tim peneliti lainnya, melakukan penelitian di SMAN 9 Kota Cirebon pada tanggal 28 Agustus 2025, untuk mengetahui permasalahan gizi dan Kesehatan reproduksi pada remaja khususnya di Kota Cirebon,
“Kegiatan penelitian tersebut melibatkan 90 siswi SMAN 9 Kota Cirebon. Hasil penelitian ternyata pengetahuan remaja yang sudah cukup baik. Namun, belum menjadi suatu penentu remaja tersebut berperilaku sesuai anjuran kesehatan, khususnya dalam mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi dan juga dalam konsumsi tablet tambah darah,* ujarnya.

Menurut Diyah, hal itu dapat dikarenakan adanya faktor yang bisa memengaruhi seperti lupa, rasa tidak nyaman/efek samping, bosan, dukungan keluarga, dukungan teman sebaya dan dukungan UKS. Padahal apabila terjadi anemia pada remaja salah satunya dapat berdampak terhadap penurunan konsentrasi dan presetasi belajar, sedangkan pengetahuan remaja yang sudah cukup baik tentang perilaku seks beresiko dapat mempengaruhi bagaimana remaja tidak melakukan perilaku-perilaku seks yang berisiko.
Seperti diketahui, remaja merupakan kelompok penduduk yang sangat besar jumlahnya, yang merupakan potensi sekaligus tantangan. Salah satu tantangan besar yang dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM yang memiliki daya saing di tingkat global dan mewujudkan “Generasi Emas” tahun 2045.
Namun, kondisi remaja saat ini bukan tanpa tantangan. Masih ada permasalahan yang mengancam remaja, terutama yang terkait dengan masalah dan gizi dan kesehatan reproduksi yang akan berdampak pada kualitasnya sebagai aktor pembangunan dan kesiapannya dalam membangun keluarga
Pernikahan dini sebagai salah satu permasalahan terkait kesehatan reproduksi remaja, yang diakibatkan pergaulan bebas dan hamil diluar nikah dapat berdampak negatif yang harus ditanggung oleh remaja yang melakukan seks pranikah akibat melakukan perilaku seksual yang beresiko, salah satunya adalah kehamilan yang tidak direncanakan/tidak diinginkan, sehingga remaja perempuan memiliki resiko, yaitu berkaitan dengan melahirkan bayi dengan kondisi stunting. Stunting juga merupakan sebuah siklus, dimana anak yang terlahir dari seorang ibu yang mengalami anemia dan kekurangan gizi.
Pembinaan Remaja terkait kesehatan reproduksi dan gizi remaja dalam penyiapan kehidupan berkeluarga sangat penting dilakukan. Remaja putri sebagai calon ibu hamil menjadi sasaran penting dalam upaya percepatan pencegahan stunting. “Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi untuk langkah program dan kebijakan-kebijakan kesehatan selanjutnya. Sehingga permasalahan-permasalahan pada remaja khususnya terkait gizi (anemia) dan kesehatan reproduksi (perilaku seks berisiko) dapat diatasi. Mari kita dukung menciptakan generasi sehat, generasi kuat untuk Indonesia Maju 2045,” tegasnya.(Rilis)










