Etnologi Media
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Thursday, 11 September 2025
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Etnologi Media
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Daerah
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks
Beranda Daerah

Warga Desak Kuwu Sampiran Mundur Usai Kasus Keracunan Massal dan Tuntut Transparansi

Penulis: Mamat Rahmat
11 April 2025 | 09:18
Reading Time: 2 mins read
Ratusan warga Sampiran, Kecamatan Talun, mendesak Kuwu (kepala desa) mundur dalam aksi unjuk rasa di halaman kantor desa setempat, Rabu (9/4/2025). /* (foto: M. Rahmat) 

Ratusan warga Sampiran, Kecamatan Talun, mendesak Kuwu (kepala desa) mundur dalam aksi unjuk rasa di halaman kantor desa setempat, Rabu (9/4/2025). /* (foto: M. Rahmat) 

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on LineShare on Telegram

CIREBON, (ETNOLOGIMEDIA.COM)- Ratusan warga Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor balai desa setempat, Rabu (9/4/2025).

Mereka menuntut agar Kuwu (Kepala Desa) Sujito, mundur dari jabatannya karena dianggap tidak memiliki empati terhadap warganya.

Baca Juga

Menteri PPPA Tinjau Anak Berhadapan dengan Hukum, Bupati Imron Apresiasi Perhatian Pemerintah Pusat

Pemerintah Pusat Siap Dukung Pemulihan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon

2.560 Tiket Tambahan Disiapkan KAI Daop 3 Cirebon untuk Libur Panjang

Khususnya saat terjadi kasus keracunan massal usai kegiatan tahlilan beberapa waktu lalu.

Koordinator aksi, Kodim, menyampaikan bahwa kekecewaan warga dipicu oleh sikap Kuwu yang dinilai lamban dan tidak tanggap.

Menurutnya, korban keracunan mencapai 138 orang, satu di antaranya meninggal dunia. Namun Kuwu baru menunjukkan kehadirannya dua hari setelah kejadian.

“Tidak ada kepedulian dari Kuwu. Dua hari setelah kejadian baru datang ke rumah duka. Telat,” ujarnya.

Kodim menambahkan, warga merasa ditinggalkan dalam menghadapi musibah tersebut.

Banyak korban yang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama berhari-hari tanpa dukungan memadai dari pemerintah desa.

Tak hanya soal musibah, warga juga menyoroti buruknya tata kelola pemerintahan desa.

Idris, warga lainnya, menyebut selama tiga tahun terakhir tidak ada perubahan berarti di Desa Sampiran.

“Jalan rusak tak kunjung diperbaiki, bangunan mangkrak dibiarkan. Pemerintah desa seperti tidak hadir untuk warganya,” tegas Idris.

Ia juga menyoroti lemahnya transparansi dalam pengelolaan keuangan desa, mulai dari Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), hingga Pendapatan Asli Desa (PAD).

“Kami tidak tahu kemana dana itu dialokasikan. Sudah tiga tahun ini tidak ada perubahan signifikan,” katanya.

“Bahkan untuk perbaikan jalan, warga harus patungan. Padahal itu seharusnya tanggung jawab pemerintah desa,” tambahnya.

Menanggapi aksi tersebut, Kuwu Sujito menyatakan bahwa insiden keracunan tersebut adalah musibah yang tidak disengaja.

Ia juga menolak tuduhan bahwa dirinya tidak peduli.

“Kalau dianggap kurang peduli, itu di luar dugaan. Kami sudah minta maaf. Musibah itu tidak direncanakan,” katanya.

Terkait tudingan tidak adanya transparansi anggaran, Sujito menegaskan semua proses dilakukan terbuka.

Menurutnya, pembangunan fisik dan sosial dilakukan setiap tahun.

“Bantuan untuk guru ngaji, guru TK, imam masjid tetap kami salurkan sesuai kemampuan keuangan desa. Warga yang mengkritik mungkin tidak mengetahui semua program itu,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan beberapa program seperti irigasi, SPAL, dan betonisasi jalan telah berjalan.

Namun, ia memahami jika tuntutan warga dipicu oleh emosi.

“Kalau mereka menuntut saya mundur, itu karena sedang marah. Tapi semuanya ada aturannya. Saya dipilih oleh masyarakat, punya SK resmi,” tegasnya.

Aksi unjuk rasa sempat memanas hingga terjadi dorong-dorongan.

Warga memaksa masuk ke kantor desa dan menyebabkan jendela rusak.

Sekretaris Camat Talun, Agus Alamsyah, turun tangan untuk meredam situasi.

Ia berjanji akan mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi warga.

“Kami hadir untuk mencari titik temu. Mohon bersabar, kami minta waktu,” katanya.***

Tags: Demo wargaDesa SampiranKabupaten CirebonKecamatan TalunKeracunan MassalTransparansi dana desa
Dapatkan update berita pilihan, dan artikel menarik lain setiap hari dari etnologimedia.com, klik untuk mengikuti Google News etnologimedia.com.

Terkait Berita

DPRD Sambut Pemekaran Cirebon Timur, Sophi: Demi Pemerataan Pembangunan
Daerah

DPRD Sambut Pemekaran Cirebon Timur, Sophi: Demi Pemerataan Pembangunan

10 September 2025 | 19:50
Nelayan Dipastikan Tercover BPJS Ketenagakerjaan, Jigus: 17.900 Sasaran Program
Daerah

Nelayan Dipastikan Tercover BPJS Ketenagakerjaan, Jigus: 17.900 Sasaran Program

10 September 2025 | 17:47
DPRD Komitmen Perjuangkan Hak Buruh Lewat Sinergi Lintas Pihak
Daerah

DPRD Komitmen Perjuangkan Hak Buruh Lewat Sinergi Lintas Pihak

10 September 2025 | 13:45
Menteri PPPA Tinjau Anak Berhadapan dengan Hukum, Bupati Imron Apresiasi Perhatian Pemerintah Pusat
Daerah

Menteri PPPA Tinjau Anak Berhadapan dengan Hukum, Bupati Imron Apresiasi Perhatian Pemerintah Pusat

10 September 2025 | 09:31
Pemerintah Pusat Siap Dukung Pemulihan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon
Daerah

Pemerintah Pusat Siap Dukung Pemulihan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon

09 September 2025 | 09:38
2.560 Tiket Tambahan Disiapkan KAI Daop 3 Cirebon untuk Libur Panjang
Daerah

2.560 Tiket Tambahan Disiapkan KAI Daop 3 Cirebon untuk Libur Panjang

06 September 2025 | 18:55
Berita berikutnya
Sinergi Religius dan Sosial, Kejari Cirebon Laksanakan “Jaksa Bakti Masjid”

Sinergi Religius dan Sosial, Kejari Cirebon Laksanakan “Jaksa Bakti Masjid”

Rekomendasi

Pemkab Cirebon Dapat Pinjaman Rusunawa dari UGJ Cirebon untuk Tempat Isolasi Mandiri

Pemkab Cirebon Dapat Pinjaman Rusunawa dari UGJ Cirebon untuk Tempat Isolasi Mandiri

13 July 2021 | 09:20
Pemkab Cirebon Berikan Santunan dan Pendampingan Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda

Pemkab Cirebon Berikan Santunan dan Pendampingan Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda

01 June 2025 | 18:15
Diduga Menipu dengan Modus Jual Rumah, Ibu Muda Ditangkap Polisi

Diduga Menipu dengan Modus Jual Rumah, Ibu Muda Ditangkap Polisi

13 January 2024 | 17:19

BeritaTerpopuler

  • KBBI Hadirkan Ruang Baru Pecinta Buku di Tengah Era Digital

  • Cahaya Abadi: Makna Bunga Matahari untuk Mengenang Mereka yang Telah Pergi

  • Filosofi Warna dalam Desain Grafis: Memahami Makna di Balik Pilihan Warna

  • Saat Ibu Menjadi Tulang Punggung Keluarga

  • Fakta Menarik: Ternyata SCOBY atau ‘Jamur’ Kombucha Bisa Dimakan

Etnologi Media

Kategori

  • Daerah
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Ragam
  • Sosok

Layanan dan Informasi

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Copyright @ 2021 PT Digital Etnologi Solution. All rights reserved.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Daerah
    • Kota Cirebon
    • Kabupaten Cirebon
    • Indramayu
    • Kuningan
    • Majalengka
  • Nasional
  • Ekonomi Bisnis
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Politik
  • Ragam
  • Opini
  • Indeks

© 2021 PT Digital Etnologi Solution - Inspirasi Generasi Terkini.